Kurikulum berkaitan tentang peranan sebagai orang tua ternyata tidak terbatas. Banyak yang harus diajarkan agar anak siap saat bertemu dunia nyata.Â
Dunia nyata yang dimaksudkan disini adalah waktu anak sudah memasuki tahapan bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri.Â
Tidak jarang orang tua salah menempatkan sesuatu contohnya perlakuan yang dimaksudkan menunjukkan rasa sayang dan cinta kepada anak tetapi sebenarnya malah menjerumuskan hidup anak.Â
Contohnya anak diharuskan mandiri dalam mengurus dirinya. Karena merasa kasihan pekerjaan termudah sekalipun misalnya membereskan kamar malah dibantu atau dikerjakan orang lain seperti orang tua, asisten rumah tangga, siapa saja selain anak.Â
Hasil yang didapat jika anak tidak diberi kesempatan mandiri adalah anak tidak akan terampil saat menemukan kesulitan, manja, bahkan gampang putus asa saat hidupnya mulai jauh dari orang tua.  Sehingga yang katanya rasa kasihan, sayang,  dan cinta itu  sebenarnya menjerumuskan.Â
Kunci dari memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar sesuatu agar anak dibekali keterampilan hidup itu kalau untuk saya adalah (rasa) tega.Â
Memang terlihat kejam dan kok sebagai orang tua tega melakukannya kepada anak padahal seseungguhnya rasa tega itu yang menghasilkan anak menjadi terampil dalam menjalani hidup.Â
Artikel kali ini dipicu oleh pertanyaan apa perlu mengajarkan pengelolaan keuangan sejak dini ?Â
Mengajarkan disini juga akan terkait dan membutuhkan (rasa) tega orang tua saat menerapkannya.Â
Selain karena pertanyaan diri hal lain yang melatarbelakangi artikel ini adalah saat saya membaca sebuah artikel yang menuliskan pernyataan Warrent Buffet. Â
Warren Edward Buffett adalah seorang investor, pengusaha, dan philanthropist asal Amerika Serikat. Dia adalah investor tersukses di dunia. Buffett adalah komisaris, direktur utama, dan sekaligus pemegang saham terbesar di Berkshire Hathaway. Dia adalah orang terkaya ketiga di dunia tahun 2015 versi Forbes. (Wikipedia)