Holding hands is a promise to one another that for just a moment the two of you dont have to face the world alone.
Beberapa waktu lalu saya dan suami pergi ke Bandung karena ada sedikit keperluan. Â
Saat sudah sampai di Bandung mobil disimpan di satu tempat kemudian kami berjalan ke tempat yang menjual mie kocok cukup terkenal di Bandung. Mie Kocok Mang Dadeng namanya.
Kami terbiasa saat berjalan bergandeng tangan walau tidak selalu dan kami anggap biasa saja karena saya sering melihat orang lain pun melakukannya.
Saat jalan dan masih bergandengan tangan ada angkot penuh yang berisi anak-anak muda, saya tidak memperhatikan tetapi saya tahu kalau mereka gaduh bahkan ada yang berteriak segala.
Tiba-tiba suami berhenti berjalan, menengok, tersenyum, lalu melambaikan tangan. Saya tanya melambaikan tangan ke siapa? Suami saya menjawab bahwa penumpang angkot yang riuh itu ternyata mengomentari kami.
"Mau dong gandengan." Begitu komentar orang yang berteriak ke arah kami makanya suami merespons dengan melambaikan tangan ke mereka.
Kami jadi berdiskusi sepanjang jalan dan saya mempertanyakan apakah holding hand atau bergandengan tangan adalah kebiasaan yang norak atau kebiasaan yang manis bahkan menghangatkan satu dengan lainnya.
Berpegangan tangan di sini tidak hanya berlaku untuk pasangan tetapi bisa antara teman, saudara, juga orangtua, bahkan untuk semua mahluk hidup. Tidak lupa saya mencari artikel tentang holding hand dan saya mendapatkan beberapa artikel yang membahas segala seluk beluk tentang holding hand ini.
Ternyata berpegangan tangan tidak hanya memiliki makna, bahkan cara berpegangan saja memiliki arti tertentu. Saya tidak tahu bahwa kegiatan biasa, dilakukan oleh banyak orang ternyata memiliki makna dan manfaat dibaliknya jika dilihat  secara ilmiah maupun psikologis.
Setidaknya saya mendapatkan catatan bahwa makna dan manfaat dari berpegangan tangan di antaranya: