Teruntuk saudaraku yang sedang berselimut kesulitan.
Bismillah
Kutulis surat ini pada saudaraku yang sedang dirundung kesulitan. Tidak bermaksud meminta kesulitan yang dimiliki, tidak juga akan menghilangkan kesulitan yang menghadang.
Karena sejatinya setiap manusia memiliki kesulitannnya sendiri yang tidak bisa dialihkan pada yang lain.
Saudaraku, aku tidak akan mengatakan bahwa kesulitan itu mudah karena saat kesulitan menyapa hidup terasa berat.
Seperti saat kehilangan karena kematian menerima bahwa yang semula keberadaannya bersama kita kini tak akan hadir lagi selama kita masih menghembuskan napas.
Juga tidak akan mengatakan bahwa kesulitan itu ringan karena saat kesulitan menghampiri serasa pundak ditimpakan beban besar dan berat.
Saat semua berkumpul di hari Raya, bersuka cita, memamerkan baju, pencapaian pekerjaan, kemajuan sekolah anak sementara yang terjadi dalam diri semua berada dalam posisi berantakan dan tidak karuan serasa beban berat dipikul di pundak.
Tidak juga akan mengatakan bahwa kesulitan itu melegakan karena saat kesulitan menyertai bahkan untuk bernapas pun terasa sesak.
Saat anak merengek ingin sepatu dan baju baru, makan enak saat lebaran tetapi tidak bisa membahagiakan keluarga karena hanya sekedar cukup makan dalam sehari saja belum jelas.
Kesulitan juga mendatangkan kesedihan, kepedihan, pilu, duka, nestapa serasa semesta muram dan menyempit padahal semesta begitu memesona dan luas tak bertepi.