Banyak fenomena terjadi jika memasuki bulan Ramadan. Salah satunya berjamurnya pedagang dadakan dengan berbagai macam barang dagangan dari makanan, pakaian, kue lebaran, parcel, dan sebagainya.
Menjamurnya pengusaha dadakan yang terjadi setahun sekali ini memberikan kesan bahwa bulan berkah ini memang menjadi berkah bagi banyak orang.
Di depan rumah saja setiap sore akan ramai dengan pedagang yang menjajakan makanan yang akan diburu orang terutama makanan pembuka saat buka puasa tiba.
Sesorean tadi saja banyak berjejer para pengusaha dadakan yang terjadi setahun sekali. Ada yang menjajakan aneka makanan manis dan gorengan. Ada es sirsak yang dijual pergelasnya lima ribu rupiah. Ada tukang timun suri. Ada juga yang menjajakan aneka hidangan makan lengkap dengan pepesannya. Â
Para pedagang -- saya lebih senang menyebut mereka sebagai pengusaha -- menjajakan dagangannya ada yang menggunakan motor, mobil, bahkan sepeda. Berjejer dan dikerumuni para pembeli yang memesan panganan pembuka untul buka puasa.
Ada tetangga yang menjajakan aneka makanan mulai dari aneka pepesan, sayur, gorengan, dan jenis makanan lain. Ibu, bapak, dan anak mulai keluar setiap sore menggunakan gerobak menuju tempat dagang sekitar perumahan di dekat rumah.
Makanan ditata dalam gerobak, lalu si bapak yang mendorong gerobak sedang ibu dan anaknya berjalan di samping. Sampai di tempat jualan makanan disusun di meja di bawah saung jualannya.
Biasanya tidak lama pelanggan menghampiri membeli aneka makanan yang akan dimakan saat berbuka dan tidak jarang membeli makanan untuk sahur nanti.
Setiap tahun saat bulan Ramadan tetangga saya itu menjadi pengusaha dadakan karena berjualan makanannya cukup banyak.
Mereka terlihat semangat menjalankan dagangannya. Karena sudah memiliki banyak pelanggan sehingga seringkali pembeli mengantri untuk membeli aneka makanan yang menjadi kesenangan masing-masing.