Saya merasa banyak mengabaikan hal yang tidak disukai. Biasanya tidak saya pedulikan, dilewati jika ada berita, dan langsung hapus jika ada SMS. Salah satunya tentang kejahatan finansial dan perbankan yang banyak terjadi di negara ini.
Banyak berita tentang korban kejahatan finansial dan perbankan. Bahkan menurut salah satu portal berita sejak 2012 hingga 2015 telah terjadi kerugian sebesar Rp. 33 milyar akibat kejahatan perbankan yang modus terbesar yang digunakan ialah skimming.
Kejahatan, ketidakadilan, kesedihan dalam bentuk apapun membuat saya miris dan yang lebih sedihnya tidak bisa melakukan apa-apa sehingga saya memutuskan untuk mengabaikan dan menghindarinya.
Untuk kejahatan finansial dan perbankan yang pernah saya alami seperti kebanyakan terjadi dan umum menimpa pemilik HP dengan mendapatkan SMS memenangkan hadiah sekian puluh juta, atau diminta isi pulsa, atau diminta konfirmasi karena ganti rekening. Kalau dapat seperti ini saya langsung hapus dan mengabaikannya. Hari ini saja saya dapat dua SMS seperti itu.
Ada yang menasehati saya bahwa, "Jika ada hal buruk yang tidak disukai bukan berarti harus dihindari, tetap harus tahu bukan karena akan berhadapan dan berada di dalamnya tetapi saat bertemu bisa mengenali dan menghindari atau bisa menghadapinya."
Hal itu yang membuat saya jadi mencari tahu tentang kejahatan finansial dan perbankan kebetulan tema THR Kompasiana hari ini adalah tentang,"Waspadai Modus Kejahatan Finansial Perbankan Saat Ramadan."
Dari judul temanya saya harus mencari tahu beberapa hal yaitu modus kejahatan finansial, perbankan, dikaitkan dengan Ramadan. Banyak Kompasianer yang sudah lengkap membahas hal ini saya hanya akan menuliskan hal ringan saja.
Majunya era ini salah satunya dari ketersediaan internet. Kemajuan dalam memperoleh informasi dan menghubungkan orang melewati batas tempat dan waktu, seketika jika diperlukan maka akan mendapatkan informasi dan terhubung dengan cepat.
Kemajuan ini selain mendatangkan kemudahan dan kebaikan tetapi juga mendatangkan keburukan dan kerugian karena digunakan oleh orang-orang yang pilihan hidupnya merugikan dengan melakukan kejahatan kepada orang lain.
Fraud Cyber Crime adalah tindakan kejahatan siber bisa terjadi lewat telepon, email, dan aplikasi atau program lain yang terkoneksi dengan internet. Fraud Cyber Crime ini bisa dalam bentuk skimming, phishing, atau malware.
1. Skimming
Skimming ini banyak sekali kasus dan beritanya. Mesin ATM dibuat agar kartu tertahan sehingga nasabah menyangka tertelan lalu meninggalkan ATM dan kawanan penjahat dengan leluasa mengambil kartu dan mengambil data dengan alat perekam data, atau bahkan sengaja memasang perangkat skimmer pada mesin ATM yang menyalin nomor kartu ATM nasabah serta kamera pengintai PIN Pad di mesin penarik uang.
Skimming ini juga bisa terjadi di bank yang melibatkan orang dalam maupun pihak luar dengan cara membobol bank.
2. Phishing
Phishing adalah upaya pencurian informasi nasabah berupa user id, kata sandi (password), atau kartu kredit.
Berbeda dengan skimming walau phishing mungkin bisa terjadi di ATM juga. Bagaimana ATM yang dibuat agar kartu macet dan seolah tertelan dan memanfaatkan psikologis nasabah yang panik lalu kawanan penjahat yang sudah menunggu di luar ATM memberi saran untuk menghubungi call center yang sebenarnya palsu karena itu adalah kawanan mereka juga yang lalu meminta pin dan data pribadi nasabah yang sedang panik itu.
Bisa juga lewat telepon, email, dan sebagainya mereka memancing agar data akun kita diberikan pada mereka.
3. Malware
Virus yang bisa mencuri password dengan memonitor aktivitas online pengguna. Hal ini dimaksudkan untuk mencuri informasi pribadi seperti user name, passwaord digunakan untuk mengambil uang dari akun bank atau digunakan untuk belanja online.
Apalagi sekarang adalah bulan Ramadan dimana kebutuhan orang meningkat bukan tidak mungkin kejahatan finasial dan perbankan akan meningkat.
Untuk orang yang memiliki pilihan hidup dengan merugikan orang lain tidak melihat bahwa bulan yang penuh berkah ini seharusnya digunakan untuk kebaikan dan ibadah. Buat mereka semakin banyak orang yang tertipu, masuk perangkap, bisa dicuri identitasnya maka semakin banyak uang yang akan didapatkan. Semoga kita terhindar dari hal merugikan.
Hal yang terbaik adalah lakukan pencegahan agar terhindar dari kejahatan ini, diantaranya yang bisa dilakukan adalah :
1. Tidak memberikan informasi pribadi seperti pin, password, user id kepada siapapun termasuk jika ada yang mengaku pihak bank dengan alasan apapun. Contohnya kalau yang benar itu sekedar membuka blokiran pin yang lupa lalu membuat pin baru mereka memalingkan kepala tidak melihat jadi tidak mungkin meminta pin atau password akun kita.
2. Tidak sembarangan membuka akun terutama yang berhubungan dengan uang elektronik. Baik di laptop atau di perangkat lain apalagi kalau di sembarang tempat dan sembarang pinjam perangkat orang lain.
3. Tidak membuka situs yang tidak dikenal karena dikhawatirkan situs tidak aman yang akan mengambil identitas akun kita.
4. Jika saat akan mengambil uang di ATM ada hal yang mencurigakan dari mesinnya urungkan saja niat mengambil uangnya jangan sampai hanya karena kebutuhan mendesak dan terburu-buru membuat keputusan yang ceroboh tentunya
5. Menutupi tangan saat memasukkan PIN agar tidak terpindai PIN pad.
Ramadan ini saya tidak lagi mengabaikan modus kejahatan finansial dan perbankan agar bisa menghindarinya.
Sumber : tempo.co
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana Karawang, Rabu 8 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H