Ini adalah artikel ketiga saya untuk hari ini setelah dua hari tidak menayangkan artikel. Saya sudah menulis 77 artikel yang sudah ditayangkan ditambah artikel ini menjadi 78 artikel.
Untuk penulis pemula seperti saya pengakuan bahwa tulisan saya bisa diterima dan tidak melanggar aturan Kompasiana adalah hal yang berharga. Dari 77 artikel 58 diantaranya adalah pilihan editor dan ada 19 artikel yang meleset dan tidak menjadi pilihan. Untuk hari inipun dua artikel awal saya bukan pilihan editor, kalau yang ini juga meleset maka hari ini hattrick kembali tidak menjadi pilihan editor.
Pencapaian menulis saya di Kompasiana memang naik turun, baik tentang menayangkan artikel dimana jika atmosfir menulisnya baik bisa membuat artikel sampai menayangkan tiga artikel dalam sehari tetapi tidak jarang saya tidak menulis sampai beberapa hari. Begitupun tentang apresiasi yang didapat, kadang sehari menayangkan tiga artikel dan ketiganya menjadi pilihan editor bahkan menjadi headline, tetapi tidak jarang menayangkan tiga artikel dalam sehari dan ketiganya tidak menjadi pilihan editor.
Saat artikel meleset tidak jadi pilihan editor saya memasukkannya sebagai suatu hal yang perlu pengulangan. Ibaratnya saya melakukan sesuatu dan ternyata meleset tidak sesuai target atau harapan maka saya harus melakukan pengulangan hal yang dilakukannya. Dalam hal menulis maksud dari proses pengulangan yang dilakukan adalah membuat artikel lagi dengan bahasan, isi, penyampaian yang lebih baik.
Tidak jarang melesetnya artikel dengan tidak menjadi pilihan editor mempengaruhi proses menulis saya dengan berkurangnya kecepatan menulis seperti kendaraan akan kehabisan bahan bakar. Â Jika sudah seperti itu saya ingat konsep tentang pengulangan. Dimana jika terjadi pengulangan dalam satu hal sebenarnya bisa menjadi peluang dan jalan agar lebih mahir, handal, dan berkompeten.
Melesetnya artikel bukan sebagai kegagalan yang menyebabkan selesainya semua proses yang dilakukan. Bukan juga sebagai artikel yang sia-sia, karena artikel yang meleset sejatinya adalah merupakan titian tangga yang mengokohkan jejak kepenulisan serta melengkapi tujuan agar bisa menjadi penulis yang mahir, handal dan berkompeten.
Dengan artikel yang meleset maka pengulangan menulis terus dilakukan. Kelebihan pengulangan --- dalam hal ini pengulangan menulis --- bisa membentuk karakter menulis kita. Kuncinya tidak putus asa, tidak patah semangat jika harus melakukan pengulangan serta tidak lupa menikmati prosesnya. Dalam hal pengulangan menulis tentu tidak hanya menulisnya saja yang diulang tetapi memperbaiki tulisan juga harus terus dilakukan.
Kita tidak tahu tulisan kita akan mengantarkan kemana, apakah sekedar file artikel yang kita buat di Kompasiana atau bisa mengantarkan sejauhnya yang bisa dicapai oleh artikel kita dengan memberikan pencerahan pada yang membaca.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Sabtu 19 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H