Sedangkan wikipedia menjelaskan, " Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas."
Masih berdasarkan penjelasan wikipedia, "Intuisi dalam bahasa sederhana bisa diartikan getaran hati (jiwa) akan sesuatu hal (Kausalitas) yang dihadapi atau yang akan terjadi. Getaran hati atau mungkin bisa juga diartikan "perasaan" akan sesuatu (itu) muncul atau terasa, akal (sehat) berpikir dan berbicara (sehat) akan membuat hati/perasaan sehat (tenang), begitupun sebaliknya."
Intuisi seorang penulis termasuk penulis pemula dapat terlihat jalan dengan sendirinya dalam kegiatan saat menulis seperti dapat dengan mudah menentukan tema yang menarik dan banyak dibaca. Jika banyak alur pembahasan akan mudah memutuskan mana alur terbaik yang akan dituliskan.
Penulis yang intuisinya baik akan mudah memilihan kata yang tepat bahkan kata yang dipilihnya berbobot dan bermakna sehingga kalimat yang tersusun sarat akan makna yang berguna.
Penulis yang intuisi baik bahkan tidak hanya baik tetapi juga tajam akan menghasilkan artikel yang mencerahkan bagi pembaca. Mengeluarkan dari ketidaktahuan, membebaskan kesesakan.
Agar intuisi dalam menulis tajam yang harus dilakukan adalah mengasah. Kegiatan mengasah intuisi tidak lain dari membaca, menulis, menayangkan. Untuk seorang penulis yang berbakat sekalipun intuisi harus diasah, jadi jangan bosan membaca, menulis, dan menayangkan.
Apa saya termasuk penulis berbakat dan berintuisi baik ?, saya belum tahu karena masih dalam proses menayangkan artikel yang akan membawa ke Kompasianer dan membiarkan waktu yang menyampaikan apakah memang saya berbakat menulis atau hanya merasa suka menulis saja. Waktu menulis yang saya lakukan sekarang dilakukan sebagai kecintaan saya dalam membaca dan menulis dan berusaha menjejakkan hal walau kecil dan sederhana, siapa tahu tulisannya bermanfaat dan menjadi amalan sholih.
Your intuition knows what to write, so get out of the way. (Ray Bradbury)
Pertanyaan diawal artikel, "Apa seorang penulis (pemula) perlu memiliki bakat dan intuisi dalam menulis malah sampai harus mempertajam intuisinya ?" maka jawabannya adalah bakat menulis akan memudahkan seseorang menghasilkan karya tulis karena lebih mudah menjalaninya, intuisi sudah menempel pada orang yang memiliki bakat menulis, asah dan tajamkan selalu dengan membaca, menulis, menayangkan.
Bagaimana dengan yang tidak berbakat tetapi senang menulis ? Menulis saja walau tidak sebagus yang berbakat setidaknya untuk mengeluarkan penat diri karena pasti ada bidang lain yang kita berbakat didalamnya dimana mudah melakukannya.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Bandung, Kamis 27 Desember 2018