Sudah 10 hari liburan semester dan  akhir tahun  berlalu. Untuk yang memiliki dana maka liburan bisa bepergian kemanapun. Berlibur keluar kota, daerah bahkan luar negeri. Namun bagi yang tidak memiliki dana liburan, alternatif kegiatan untuk mengisi liburan perlu dipikirkan.
Selama 10 hari baru dilewati di rumah karena suami belum libur, lalu berkunjung ke Bandung karena si sulung tinggal untuk kuliah disana dan nonton Bumblebee di mall terdekat. Karena pompa di rumah Bandung ngadat maka hampir dua hari dilewati di rumah  (lagi).
Hari ini pun rencananya mau kontrol ke rumah sakit untuk konsultasi kesehatan. Sehingga tidak jalan-jalan lagi. Pergi ke tempat wisata jadi seperti syarat untuk yang namanya liburan dan kami belum kemana-mana jadi kesannya belum liburan.
Setelah menelpon rumah sakit ternyata hari ini dokternya tidak ada --- yeeaaa bisa jalan-jalan deh --- dan memutuskan untuk pergi ke tempat wisata yang ada di Bandung saja.
Pilihannya berendam air hangat atau ke taman bunga. Dipilih berbagai tujuan wisata lalu diputuskan ke daerah Parompong. Â Karena macet suami memilih jalan alternatif --- dia banyak hapal jalan di Bandung karena tinggal lama saat kuliah --- tapi kemanapun jalannya yang ditemui kemacetan.
Kami sampai di daerah Ciumbuleuit dan tujuan wisata ganti arah ke tempat yang belum pernah kami kunjungi di daerah Punclut, nama tujuan wisatanya D'Dieu Land. Area yang dibuka pada Desember 2017 dengan menawarkan beragam permainan dan udara sejuk.
Karena macet yang cukup lama sejak mobil akan naik ke daerah Punclut dan kebetulan sudah jam makan siang saat menemukan rumah makan khas yang banyak berjejer dipinggir jalan akhirnya diputuskan berhenti untuk istirahat, sholat dan makan.
Ternyata makan di pinggir jalan malah menjadi seperti piknik yang murah meriah. Menikmati kemacetan --- saya baru tahu bila tidak sebagai pelaku yang ikut didalam kemacetan ternyata kemacetan bisa jadi pemandangan tersendiri --- santai dan istirahat di tempat makannya karena area lesehan yang cukup luas, sholat dan tentunya makan dengan menu Sunda pisan.
Menu makanannya nasi merah kecuali si bungsu nasi putih, pepes-pepesan ---pepes jamur, jambal, peda --- cumi yang lumayan besar dipanggang sama seperti ayamnya dipanggang juga, ikan asin, sambal dan lalaban, usus dan kulit ayam dan juaranya jengkol goreng. Jangan tanya lahap dan enaknya rasa makanannya, nyaris semua tambah lagi tambah lagi nasinya. Uang yang dihabiskan pasti jauh lebih sedikit dibanding makan di tempat hang out tengah kota.
Habis makan perut kenyang, melihat masih macet diputuskan tidak cepat-cepat menyudahi lalu ngopi atau minum bandrek dulu saja, si sulung malah bisa buat artikel, saya juga tak mau kalah menulis.
Kalaupun tidak bisa ke tempat wisata manapun kami tetap merasa piknik walau hanya di tempat makan pinggir jalan.