Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca, (Kadang-kadang) Menulis, Menggambar Pola/Gambar Sederhana

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cinta Tak Bersyarat

15 Desember 2018   12:44 Diperbarui: 15 Desember 2018   12:51 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu siang ini saya ingin posting satu artikel lagi. Karena libur bisa sepuasnya berbagi dengan kompasianer. Mudah-mudahan tidak membuat miris apalagi menangis membaca artikel saya yang masih banyak harus diperbaiki. Maunya sih ada manfaatnya walau sedikit dan sederhana juga.

Saya tidak tahu artikel ini membicarakan masalah sosial yang terjadi di lingkungan atau tentang cinta, atau malah tentang keduanya bahwa dalam kehidupan yang ada masalah sosial didalamnya ada juga terkandung masalah cinta. 

Sepasang suami istri (?) --- karena saya tidak tahu persis hubungan keduanya --- sering terlihat bersama. Selalu berdua tak terpisahkan. 

Setiap saya mengunjungi suatu tempat di pusat perkotaan seringkali bertemu mereka sehingga menarik mata saya untuk menelisik dan memperhatikan. Keduanya mengais rejeki dengan memulung dan meminta sedikit kedermawanan orang lain. Kaum marginal yang jika dilihat secara nurani pantas mendapat iba dan belas kasih walau banyak pula yang beranggapan mereka adalah orang kalah dalam mengarungi kejamnya kehidupan. 

Pada akhirnya tergantung orang yang melihat mau mencermati dari sisi yang mana. Justru yang belum tuntas dilakukan adalah bagaimana menolong para kaum marginal itu dalam menjalani kehidupannya agar bisa berdiri di atas kakinya sendiri.

Perlakuan kita pada kaum marginal seringkali salah, pengibaratannya saat mereka lapar kita tidak memberikan kail pada mereka malah memberikan ikan. Memang masalah akan dapat diatasi, tapi hanya pada saat itu, saat mereka lapar maka mereka akan kembali meminta karena mereka tidak mengerti bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya.

Begitupun dengan sepasang anak manusia yang jadi perhatian saya, mereka hanya mengerti memenuhi kebutuhan hidupnya dengan meminta belas kasih orang lain. Kalau kebetulan ada sampah seperti botol plastik dan yang sejenisnya biasanya mereka pungut karena mereka tahu sampah bernilai ekonomis.

Dilihat secara fisik keduanya seperti difabel. Kalau sedang berjalan yang laki-laki menuntun yang perempuan. Yang perempuan jalannya agak membungkuk dan penglihatannya seperti bermasalah. Hal itulah yang menyebabkan saat berjalan keduanya selalu bergandengan.

Kesulitan menghadapi hidup tidak membuat mereka gentar lalu menyerah kepada keadaan. Keduanya menjalani kehidupan sesuai yang mereka tahu.

Ada yang unik terjadi pada mereka. Ada pancaran yang mereka sendiripun tidak menyadarinya. Pancaran cinta selalu berpendar dari keduanya. Cinta yang dimilikinya bukan karena kenyamanan mata karena mengagumi kecantikan, tetapi cinta yang ada karena jiwa.

Jika orang menjadi pencinta karena letupan hati kepada orang yang disenangi akibat mata. Sedangkan mereka, menjadi pencinta karena letupan hati kepada pasangannya karena jiwa.

Buat saya anugrah indah bisa menyaksikan sepasang manusia yang memiliki keterbatasan tetapi tidak gentar menjalani hidup yang untuk manusia dengan segala kelebihan pun sering berkeluh kesah karena benturan dan badai yang terjadi dalam mengarungi samudra kehidupan yang sering tidak jelas.

Mereka berdua hidup dari apa yang dihantarkan hidup pada hati mereka. Jadi walaupun serba terbatas mereka bisa saling mengenali, karena ada jendela yang terbuka menghubungkan antara hati keduanya.

Your body is away from me, but there is window open from my heart to yours. (Rumi)

Yang laki-laki selalu memastikan kebutuhan pasangannya. Jika kelelahan mereka istirahat sejenak, yang perempuan ditawari minum. Sesekali yang laki-laki membetulkan letak pakaian perempuan yang terlihat melorot, memijat kakinya, berbincang dan tertawa disela keduanya menikmati makanan yang ada.

Cinta adalah anugerah dari Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.Yang sulit diucapkan bahkan digambarkan. Cinta bisa menjadi jembatan kemanapun yang bisa dijangkaunya.

Love is the bridge betwen you and everything. (Rumi)

Mereka tidak peduli apapun yang mereka hadapi asal dilalui bersama maka semua akan baik-baik saja.

Hubungan yang sejati adalah hubungan yang didasari oleh tidak akan menyerah pada apapun yang terjadi diantara keduanya dan itu terlihat dari kedua manusia yang secara pandangan manusia memiliki keterbatasan kemampuan.

Hidup akan lengkap dan memesona jika menjadi seseorang yang mencintai dan dicintai.

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Sabtu 15 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun