[caption caption="Prabowo Subianto Djojohadikusumo"][/caption]Oleh : Budi Purnomo Karjodihardjo
DIAKUI atau tidak, ekonomi Indonesia sedang berada di dalam jurang yang memprihatinkan. Negara yang kaya raya namun rakyatnya juga miskin raya. Hal ini disebabkan oleh empat masalah besar, antara lain menipisnya sumber energi Indonesia, ledakan penduduk, sistem pemerintahan yang lemah, efisien dan korup, serta struktur ekonomi yang tidak berkeadilan.
Menghadapi persoalan demikian, tentunya diperlukan pemikiran dan aksi dari pemerintah maupun dari elit politik yang peduli kepada kemajuan bangsanya untuk serius mencari solusi yang terbaik untuk mensejahterakan rakyatnya dengan pendekatan ekonomi yang tepat.
Sejauh yang dibaca di media, terekam bahwa pemerintah lebih banyak bingung dan tidak ada solusi-solusi jitu yang mampu mengatasi masalah bangsa. Sementara itu elit politik di luar pemerintah lebih banyak mencibir ketidakmampuan pemerintah mengatasi berbagai persoalan.
Adalah Prabowo Subianto, Ketua Pembina Partai Gerindra yang menyampaikan gagasan luar biasa yang disebutnya sebagai “Strategi Dorongan Besar” yang dipercaya dapat menjadi berbagai atas solusi ekonomi tersebut. Untuk memudahkan penyebutan istilah ini, kami menyebutnya istilah Prabowonomics. Presentasinya sudah disampaikan dalam Seminar Dewan Guru Besar Universitas Indonesia, di Kampus UI Salemba, Jakarta, Rabu (27/11/2013).
Prabowo yang tampil dalam seminar yang mengambil tema "Indonesia Menjawab Tantangan Kepemimpinan Menuju Bangsa Pemenang" itu mendapatkan banyak pujian karena kesiapannya melakukan paparan dan ketangkasannya menjawab pertanyaan-pertanyaan Guru Besar UI tersebut.
Setidaknya ada lima strategi yang dirangkup dalam Prabowonomics ini, yaitu : Pertama, mengamankan pasokan pangan Indonesia. Kedua, dengan pasokan pangan yang aman Indonesia akan mandiri dalam energi. Ketiga, menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan secara drastis, meningkatkan daya beli, meningkatkan komsumsi dan mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Keempat, dampak dari peningkatan kapasitas belanja nasional dapat digunakan untuk meningkatkan gaji dan kualitas hidup pegawai negeri sipil dan pejabat publik yang bias menghilangkan korupsi birokrasi dan aparat pemerintahan. Kelima, dengan pemerintahan yang kuat dan bersih, tentunya transformasi perekonomian Indonesia dan ekonomi berbasis komoditas/bahan baku, menjadi ekonomi modern, canggih, berbasis pengetahuan.
Prabowo mengatakan, jika pemerintah dan rakyat Indonesia dapat melakukan upaya-upaya strategis untuk mengatasi empat masalah tersebut, maka Indonesia akan menjadi Negara yang modern, maju dengan ekonomi yang berkelanjutan. Indonesia harus memanfaatkan keuntungan kompetitif Indonesia.
Geografi tropis menyediakan Indonesia dengan keunggulan kompetitif di bidang pertanian. Indonesia menempati 11% dari 27% zona tropis dunia. Ini berarti Indonesia bias memiliki tiga panen setiap tahun dibandingkan dengan satu panen di Negara-negara sub tropis, asalkan menggunakan pengetahun, teknologi dan manajemen yang tepat.
Saat ini, 77 juta hektar hutan Indonesia rusak. Kecepatan kerusakan hutan kita ini setara dengan 6 lapangan sepak bola setiap 10 menit. Prabowo mengusulkan, bencana ekologi dan ekonomi ini dapat diubah menjadi peluang ekonomi dengan mencetak 10 sampai 16 juta hektar lahan produktif dalam 20 tahun ke depan, untuk memproduksi pangan dan bio-energi.
Setiap lahan produktif yang digunakan untuk menanam padi, kita bias memanen 6 ton beras per tahun. Untuk setiap hektar yang digunakan untuk menanam jagung, kita bias panen 5 ton jagung per tahun. Jika kita mengalokasikan 3 juta hektar untuk padi, dan 3 juta hektar untuk jagung dan setiap tahun kita akan memiliki panen tambahan 18 juta ton beras dan 15 juta ton jagung.
Strategi ekonomi yang didasarkan pada agro-industri adalah solusi untuk mengurangi tingkat kemisikinan danpengangguran di Indonesia. Ini akan menciptakan daya beli untuk mereka yang sat ini miskin dan menganggur. Peningkatan daya beli ini akan meningkatkan permintaan, permintaan akan meningkatkan konsumsi dan konsumsi akan meningkatkan pertumbuhan riil ekonomi Inodnesia.
Upaya untuk menahan dan membatasi ledakan penduduk sangat penting bagi kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia, karena setiap pemimpin tentunya harus menciptakan pembangunan dan kemajuan yang nyata di Indonesia.
Upaya untuk menciptakan pemerintahan yang kuat tentu memerlukan kemauan dan bertekad untuk membasmi praktek korupsi di semuatingkatan, di semua sector pemerintahan. Di di semua tingkat pemerintahan tentu juga harus memimpin dengan contoh yang baik. Sudah seharusnya pemimpin dipilih, dilatih, dan dipersiapkan untuk menjadi administrator dengan integritas, karakter, dan kapastitas paling baik.
Seharusnya kita pun mengalokasikan sumber daya kita untuk meningkatkan gaji dan kualitas hidup pegawai negeri, terutama para birokrat kunci, pejabat Negara kunci yang menjalankan Negara dan membuat keputusan bangsa sehari-hari.
Sedangkan untuk mengatasi keseimbangan struktural ekonomi, kita harus melakukan reorientasi ekonomi. Kepemimpinan nasional harus berusaha untuk mencapai ekonomi yang semimbang demgan sistem ekonomi campuran yang menggunakan prinsip-prinsip terbaik dari kapitalisme dan ekonomi pasar, dengan partisipasi yang kuat dari Negara dan pemerintahan dalam sektor yang strategis.
Prabowo sangat yakin, jika semuanya bisa dilakukan dengan ideal, maka Indonesia akan menjadi mesin pertumbuhan yang bukan hanya dirasakan Indonesia, tetapi juga oleh Negara lain di Asia dan seluruh dunia. Terima kasih untuk Prabowonomics, dan salam sukses Indonesia Raya. (*)
Budi Purnomo Karjodihardjo adalah Koordinator Prabowo Media Center (2013-2014)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H