Mohon tunggu...
Karisma Mahardhika
Karisma Mahardhika Mohon Tunggu... Mahasiswa - jurusan manajemen - fakultas ekonomi dan bisnis - universitas jember

kita tidak perlu membandingkan hidup kita dengan orang lain, karena setiap orang punya waktu masing-masing untuk mencapai puncak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN BTV III UNEJ Memaksimalkan Literasi pada Anak dengan FORMABAK dan MEKRAF

30 Agustus 2021   11:17 Diperbarui: 30 Agustus 2021   11:45 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, segala sesuatu dilakukan dengan membatasi kerumuman pada kegiatan yang terjadi di masyarakat, termasuk kegiatan pendidikan. Keadaan ini juga berpengaruh pada kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) mahasiswa akhir, yang seharusnya dilakukan berkelompok dan di tempatkan di desa atau lokasi terpencil dalam suatu wilayah. Tetapi dengan adanya pandemi Covid-19 kegiatan KKN tidak dapat dilaksanakan secara maksimal seperti dalam keadaan normal. 

Namun Universitas Jember melakukan segala upaya agar kegiatan KKN tetap dapat terlaksana, hal ini yang melatar belakangi kegiatan KKN dengan tema Back to Village yang telah terlaksana dalam 3 periode terhitung dengan periode saat ini. Back to Village adalah kegiatan KKN dimana mahasiswa kembali pada desa tempat tinggalnya masing-masing untuk melakukan pengabdian selama 1 bulan. Desa sasaran yang menjadi tempat untuk melakukan pengabdian penulis adalah Desa Arjasa. Salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember.

Covid-19 menciptakan kondisi yang menyulitkan dalam beraktifitas normal, setiap kegiatan berkerumun yang dibatasi mengakibatkan kurangnya terjadinya pertemuan di kalangan masyarakat. Hal ini juga dirasakan dalam pertemuan belajar dan mengajar antara guru dan murid. Seperti yang telah ditetapkan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan, bahwasannya setiap kegiatan belajar dan mengajar di lakukan di rumah masing-masing, hal ini menciptakan adanya pembelajaran daring. Yang artinya peran orang tua sangat membantu dalam tumbuh kembang proses belajar anak. Namun kenyataannya, pembelajaran daring tidak sepenuhnya berjalan efektif, hal ini juga menciptakan permasalahan-permasalahan baru yang di hadapi siswa, guru dan orang tua. Seperti hal nya yang terjadi di SD Negeri 2 Arjasa, dari hasil diskusi penulis dengan salah satu guru, terdapat beberapa masalah karena adanya pembelajaran daring, masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut :

  • Kurangnya pengawasan orangtua saat pembelajaran daring
  • Kurang maksimalnya pemanfaatan Informasi, Teknologi dan Komunikasi dalam proses belajar
  • Kurang maksimalnya proses belajar anak saat pembelajaran daring
  • Kurangnya sosialisasi tentang pembelajaran daring

Dari permasalahan yang ada dalam upaya peningkatan pendidikan di Desa Arjasa, penulis menciptakan program kerja yang memfasilitasi minat belajar pada anak dan kreatifitas anak yaitu FORMABAK (Forum Aspirasi Minat Belajar Anak) dan MEKRAF (Mewadahi Kreatifitas) pada anak. Program kerja ini dilaksanakan selama 1 bulan terhitung dari 11 Agustus 2021 sampai 9 September 2021 yang terbagi dalam beberapa kegiatan mingguan. Kegiatan ini dilakukan secara offline melalui tatap muka secara langsung dengan menerapkan protokol kesehatan.

Kegiatan KKN BTV III sudah berjalan selama 3 minggu, dimana setiap minggunya proker MEKRAF dan FORMABAK terealisasi dengan baik. Dimana pada minggu pertama dilakukan proses perijinan serta pengenalan program kerja yang akan di jalankan. Disusul pada minggu kedua realisasi proker FORMABAK dengan mengajarkan mata pelajaran  matematika dengan proses pembelajaran yang menyenangkan serta pemberian tips cara cepat menyelesaikan soal matematika dan mengajarkan pada anak-anak mengenai kegunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam mendukung kegiatan pembelajaran secara daring, serta mensosialisasikan pentingnya meminimalisir penyebaran covid-19 dengan menerapkan 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak), supaya anak-anak memiliki bekal pegetahuan dalam menjalani kegiatan sehari-hari untuk meminimalisir covid-19. 

Serta realisasi proker MEKRAF dengan mengajak anak-anak untuk berfikir kreatif dalam membuat pembatas buku yang menarik menggunakan kertas origami. Tidak lupa juga saya mengadakan lomba mewarnai guna memperingati hari kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan semangat nasionalisme pada diri anak-anak.

Pada minggu ke 3 di dominasi oleh kegiatan FORMABAK dengan mengajarkan mata pelajaran matematika, seni budaya, agama dan bahasa inggris. Pada pelajaran matematika saya mengajarkan tentang perkalian cepat dengan angka 99 dan 11. Saya memberikan cara cepat menghitung yang mudah di fahami oleh anak-anak. Pada pelajaran seni budaya saya mengajarkan bagaimana menyanyikan lagu daerah yang benar, seperti lagu gundhul pacul dan soleram. 

Untuk pelajaran agama saya mengajarkan bagaimana tata cara beruwudhu yang benar serta melakukan praktik berwudhu bersama. Dan pada pelajaran bahasa inggris saya menggunakan aplikasi digital duolingo yang memiliki fitur-fitur menarik guna meningkatkan minat belajar bahasa inggris. Realisasi proker FORMABAK pada anak memberikan peningkatan minat belajar pada anak dan anak-anak percaya diri menuangkan ide kreatifnya dalam pembuatan kerajinan dengan kertas origami sebagai realisasi proker MEKRAF pada anak.

Karisma Mahardhika/Kelompok 42/Desa Arjasa/Anang Andriyanto,.ST,.MT

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun