Mohon tunggu...
karisma eko prasetyo
karisma eko prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar karena butuh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

RDM dalam ERA Society 5.0

25 Juni 2022   06:00 Diperbarui: 25 Juni 2022   06:38 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mengutip artikel yang di pubilkasi uleh Universitas Semarang bahwa Melalui Society 5.0, kecerdasan buatan yang memperhatikan sisi kemanusiaan akan mentransformasi jutaan data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan. Tentu saja diharapkan, akan menjadi suatu kearifan baru dalam tatanan bermasyarakat. Tidak dapat dipungkiri, transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Dalam Society 5.0, juga ditekankan perlunya keseimbangan pencapaian ekonomi dengan penyelesaian problem sosial.

Dalam Pendidikan era Society 5.0 juga berdampak pada seluruh aspek di dalamnya, mulai dari kurikulum, stretegi, hingga penilaian dalam kegiatan belajar mengajar. Semisal Guru harus membuat rancangan pembelajaran yang tidak hanya terfokus di ruang kelas saja, tapi guru harus mampu membuat ruag kelas digital di mana murid dan guru bisa bertemu secara virtual melalui perangkat gawai yang di miliki. Begitu Juga setelah usai pembelajaran guru berkesempatan memberi penilaian otentik, baik harian maupun tiap akhir semester.

Mundur beberapa tahun yang lalu, Guru harus mengumpulkan portofolio dan tugas peserta didik untuk di rekap penilaiannya secara manual dan tertulis, dan murid hanya bisa mengetahui hasil belajarnya tiap mid semester atau satu semester sekali, dan itu membuang waktu dan membutuhkan banyak kertas hanya untuk menampilakn nilai yang dilihatnya sekali dalam semester.

Akan tetapi saat ini, semua proses pembelajaran dan evaluasi di digitalisasi tanpa harus membuang banyak kertas. Banyak aplikasi pendukung yang dapat di gunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dalam harian, mid semester atau satu semester salah satunya dapat menggunakan google form atau Quizizz dan hasilnya bisa di unggah dalam aplikasi yang di sediakan Pemerintahan baik Pendma Kemenag maupun dasi Kemendikbud. Dapat di lakukan di aplikasi Raport Digital Madrasah dan Dapodik.

Dalam bahasan kali ini penulis sedikit membahas tentang Raport Digital Madrasah yang di gunakan oleh seluruh madrasah yang ada di Indonesia. Aplikasi tersebut Menampilkan hasil evaluasi peserta didik dan dapat di akses secara online, Guru dapat mengisi nilai harian dan semester siswa kapan saja dan siswa serta walinya dapat melihat nilai hasil belajarnya kapan saja.

Di Indonesia terdapat 52.576 Madrasah negeri dan swasta yang terbagi menjadi 3 tingkat. MI berjumlah 25.593 lembaga , Mts berjumlah 18.176 lembaga, dan MA berjumlah 8.807 lembaga (Sumber Data Statistik Pendidikan Islam). Dari jumlah tersebut tidak termasuk jumlah lembaga Raudhatul Atfhal karena RA tidak menggunakan RDM untuk penilaianya.

Sedang menurut Data Statistik Pengguna RDM berjumlah 47.939 Madrasah. Yang terbagi menjadi MI berjumlah 23.206 Lembaga, MTs berjumlah 16.415 lembaga dan MA berjumlah 8.317 Madrasah (Sumber Data Rekapitulasi Pengguna RDM). Dalam pemaparan data tersebut terdapat selisih dari jumlah madrasah se-Indonesia dan pengguna RDM masing-masing lembaga. Sesuai Presentase berjumlah 91,17% yang sudah menggunakan RDM dan 8,83% atau 4638 lembaga yang belum menggunakan RDM. Jumlah ini tentulah tidak sedikit bagi hitungan jumlah lembaga.

Pertama kita Apresiasi terlebih dahulu bagi Pemerintah lebih khusus Kemenag atas usaha digitalisasi Pendidikan Madrasah, Kepada seluruh tim programmer dan teknisi yang memberi kemudahan pada pengguna baik dari kepala Madrasah, guru, proktor sekolah, siswa serta walinya dapat mengakses RDM dengan mudah. Kedua, dari analisis data tersebut kita menemukan sudah banyak madrasah di Indonesia yang dapat menggunakan RDM karena aplikasi tersebut sangat bermanfaat dalam menampilkan hasil belajar siswa. Ketiga, kita juga menemukan kekurangan dari selisih jumlah madrasah yang belum menggunakan RDM, tentunya hal tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor yang menyebabkan madrasah tidak menggunakan RDM antara lain: 1. Dikarenakan perangkat di dalam madrasah tidak memadai, misal komputer tidak tersedia atau tidak ada jaringan internet yang dapat di jangkau. 2. Pengguna/Madrasah merasa tidak memerlukan RDM karena memiliki media tersendiri yang fungsinya sama dengan RDM dalam menampilkan hasil belajar siswanya. 3. Guru tidak mengetahui dan tidak mau tahu cara menggunakan RDM dengan benar.

 Sebenarnya sudah usaha yang di lakukan pemerintah agar pemnggunaan RDM merata di seluruh Indonesia, dari memberi Bonus sejumlah uang yang sudah termasuk dalam Rencana Anggaran Kegiatan Madrasah, hingga berupa ancaman tidak mencairkannya Dana Bantuan apabila Madrasah masih tidak menggunakan  RDM. (Sumber Observasi lapangan).

Pesan dari Penulis untuk Madrasah yang belum menggunakan RDM adalah Kita hidup dengan melalui berbagai zaman yang notabenenya semakin canggih dan semakin maju, kalau kita tidak dapat mengikuti inovasi terhadap perubahan zaman kita akan terus tertinggal, bukan Karena tidak mampu belajar berinovasi tapi secara alamiah menolak inovasi perubahan itu sendiri.

     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun