Menikmati kuliner adalah hal yang menyenangkan bagi saya. Kuliner lokal selalu menyimpan cerita dan keunikan tersendiri yang membuatnya begitu menggugah selera. Hal itulah yang saya rasakan ketika mencoba kuliner di Warung Bu Ageng, Tirtodipuran. Warung ini telah dibangun sejak tahun 2011, bukan waktu yang sebentar untuk menjadi pionir dalam menyajikan masakan tradisional.
Suasana dari warung ini sangat unik dan tradisional. Dekorasinya yang sederhana namun otentik dengan sentuhan tradisional Jawa langsung membawa saya merasakan kehangatan rumah makan tradisional zaman dulu. Bahkan, di beberapa sudut tempat ini, mereka juga memiliki kalimat-kalimat jawa yang melengkapi suasana tradisional ini. Bagi pengunjung yang ingin datang tidak perlu khawatir, karena makanan disini dijual dengan harga terjangkau mulai dari Rp10.000,00 hingga Rp35.000,00. Menu-menunya pun sangat bervariatif, mulai dari makanan berat seperti Nasi Campur dengan berbagai pilihan lauk antara lain Paru Ketumbar, Baceman Kambing, Lidah Masak Semur, ataupun Ayam Suwiran hingga makanan penutup seperti Bubur Duren Mlekoh. Karena bingung memilih, saya pun bertanya pada pelayang yang ramah mengenai menu andalan mereka.
"Menu andalan kami ada nasi campur dan eyem penggeng kak"
Ya, kalian tidak salah membaca, memang nama menunya adalah eyem penggeng. Cerita dari penamaan eyem penggeng dan menu lainnya ada di buku menu tersebut membuat setiap menu makanan yang ada menjadi lebih menarik. Sayangnya, hari itu saya tidak bisa mencicipi eyem penggeng tersebut karena telah habis terjual. Sehingga saya menjatuhkan pilihan kepada Nasi Campur Paru Ketumbar sebagai salah satu menu makanan saya malam hari ini.
Ketika makanan datang, saya sangat tidak sabar untuk mencicipi semua makanan ini. Saya dapat mencium aroma rempah dari nasi campur yang saya pilih ini. Seporsi nasi dengan berbagai macam topping serperti abon ikan tuna, keripik kentang, kuah areh, sambal kutai, kerupuk legendar, serta topping pilihan seperti paru ketumbar. Begitu menyantapnya, rasa pedas dari sambal kutai berpadu sempurna dengan manisnya keripik kentang. Apalagi ditambah tekstur lembut serta gurih dari abon ikan tuna dan kuah areh. Sedangkan paru ketumbar yang kaya akan rempah memberi sentuhan rasa gurih yang membuat lidah ini dimanjakan.
Selain nasi campur, saya juga mencoba Pecel Sayur. Sambal kacangnya sangat khas dengan citarasa manis khas Yogyakarta. Dipadukan dengan sayur mayur yang segar, rasanya begitu menyegarkan. Untuk menutup santapan saya pada hari itu, saya menikmati segelas Setup Jambu. Minuman segar yang merupakan campuran dari jambu dengan kayu manis dan rempah yang benar-benar menjadi pilihan pas setelah menyantap makanan ini.
