Nama : Karin Septia D.L
NPM : 203516516171
Prodi : Ilmu Komunikasi
Universitas Nasional
Ade Armando ialah seorang  Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di  Universitas Indonesia (FISIP UI). Beliau lahir di Jakarta pada 4 September 1961. Beliau merupakan seorang putra yang berasal dari diplomat terkenal, yaitu pasangan Mayor Jus Gani dan Juniar Gani. Sang ayah adalah seorang diplomat ulung pada masa pemerintahan Presiden RI 1 Sukarno. Ade Armando juga tercatat sebagai Direktur Komunikasi, Saiful Mujani Research and Consulting. Beliau juga aktif di media sosial hingga menjadikannya sebagai salah satu pegiat media sosial di Indonesia. Pria berusia 61 tahun ini pernah menempuh pendidikan di University of Florida pada 1991. Sebelumnya, ia menempuh pendidikan di Universitas Indonesia pada 1988 dan dilanjutkan pada 2006. Ade Armando adalah seorang ahli komunikasi, pengajar dan jurnalis Indonesia. Ia juga pernah menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia periode 2004-2007. Di UI, ia pernah menjadi Ketua Program S-1 Ilmu Komunikasi FISIP UI periode 2001-2003 serta menjadi Direktur Pengembangan Program Pelatihan Jurnalistik Televisi-Internews dari tahun 2001-2002.
KARIER ADE ARMANDOÂ
Tak hanya menjadi dosen karier Ade Armando juga dimulai sejak tahun 1988-1999 dalam dunia jurnalistik beliau menjadi wartawan di majalah Prisma dan dilajut pada tahun 1991-1993 beliau menjadi seorang Redaktur Penerbit Buku . Pada tahun 1993 Ade Armando  juga menjabat sebagai Redaktur Republika, sebuah surat kabar Islam, sesuai kesukaannya. Dikarenakan tekanan politik pada zaman Orde Baru, ia lantas keluar dari media berita itu. Kemudian beralih profesi sebagai peneliti dan Manajer Riset Media Tylor Nelson Sofres pada 1998--1999. Beliau mengaku diajak oleh Marwah Daud Ibrahim untuk menjadi Direktur Media Watch & Consumer Center pada 2000-2001 yang dianggapnya bebas dan tidak memihak Habibie.
KASUS ADE ARMANDO
Ade Armando menjadi sorotan media massa karena kasus pengeroyokan yang dilakukan beberapa orang terhadap dirinya pada hari Senin 11 April 2022. Beliau dianiaya oleh massa yang pada saat itu mengikuti demonstrasi di depan gedung DPR RI. Beliau dihajar oleh sekumpulan orang yang diduga bukan dari kumpulan mahasiswa. Ia di pukuli hingga tersungkur ke aspal dan mengalami kekerasan seksual karena beliau di telanjangi hingga menyisahkan pakaian dalam saja. Dalam video yang beredar di media sosial, tampak Ade Armando yang mencoba melindungi kepala dan badan sambil tersungkur ke tanah ketika ia menerima amukan massa. Ia lantas dievekuasi ke tempat yang lebih aman, hingga saat ini kondisi Ade Armando masih belum pulih dan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo memastikan bahwa kasus pemukulan yang terjadi kepada Ade Armando sedang diusut, sedangkan siapa saja yang terlibat pengeroyokan terhadap Ade Armando akan diproses hukum. Ia juga mengatakan bahwa kasus tersebut akan ditangani oleh Polda Metro Jaya sebagai kepolisian wilayah yang mengamankan jalan unjuk rasa. Penyidik Polda Metro Jaya telah menyelidiki empat orang yang diduga sebagai pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando. "Sedang diselidiki pelakunya," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran saat dikonfirmasi Antara di Jakarta.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan membenarkan soal beredarnya foto empat orang yang diduga sebagai pelaku pemukulan terhadap Ade Armando. Keempat pria tersebut berinisial DUH, AP, TSBP, dan AL. Zulpan juga mengatakan pihak kepolisian akan segera mencari keempat terduga pelaku sesuai dengan perintah Kapolda Metro Jaya. Sebelumnya, beredar informasi yang menyebutkan empat oknum penyusup aksi unjuk rasa yang menganiaya Ade Armando melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp. Beberapa nama penyusup aksi mahasiswa yang diselidiki polisi, yakni AP asal Cijulang Kecamatan Cisarua Bogor, TSB asal Lembasung Kecamatan Blambangan Umpu Lampung, DUH asal Kampung Tanah Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur, dan AL warga Panaruban Kecamatan Buleud Sukabumi Jawa Barat.