[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Sumber: Tempo.co"][/caption] Sosok Prabowo yang tegas, sangat disegani, dan dielu-elukan rakyat akhir-akhir ini mengalami penurunan simpati dan harga diri lantaran dukungan dari PPP tiba-tiba saja dibatalkan. Yang menarik sebenarnya bukan hanya batalnya dukungan PPP pada sosok kharismatik Prabowo, tetapi orang dibalik itu yang punya misi menjatuhkan nama Prabowo. Masih sangat lekat di ingatan kita ketika Ketua Dewan Pertimbangan Partai Gerindra secara gagah dan menggelegar menyampaikan pidato politik pada kampanye terbuka 23 Maret 2014. Dengan mengejutkan, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA) hadir di tengah-tengah massa simpatisan Gerindra, bukan hanya itu, SDA tampil menyampaikan pidato dukungan pada sang Danjen Kopassus kebanggaan Indonesia Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden. Anehnya, dukungan SDA menjadi blunder di kalangan partainya sendiri. Banyak kader PPP yang mengecam kehadiran SDA pada kampanye Gerindra, sementara partainya sendiri sedang meregang nyawa berjuang mendapat suara rakyat. Emron Pangkapi Waketum PPP mengibaratkan sang Ketua Umum menyerahkan leher kepada partai lain. Kini Muncul PPP kubu SDA dan PPP kubu Romahurmuziy. Jika diurut ke belakang saat kampanye Gerindra di Gelora Bung Karno, SDA tidaklah sendirian, ia didampingi Djan Faridz (DF) yang dikenal sebagai pemodal kaya raya. DF terlihat secara kasat mata mampu mengangkangi wibawa dua figur pemimpin partai sekaligus. DF adalah sosok dibalik kedatangan SDA pada kampanye terbuka Gerindra di GBK. Saat itu ia terlihat sangat puas melihat pidato lantang Prabowo dan SDA di tengah-tengah massa yang begitu mencintai Prabowo. Yang sangat memprihatinkan tentu saja Ketua Dewan Pertimbangan Gerindra, sang Jendral Kharismatik. Prabowo Subianto dibuat malu oleh DF manakala PPP menyatakan tidak jadi memberikan dukungan, padahal sebelumnya Ketua Umum SDA baik saat kampanye Gerindra maupun saat ‘deklarasi’ koalisi PPP-Gerindra pada secara aksplisit memberikan dukungan. Jumat 18 April 2014 PPP kubu Suryadharma mendeklarasikan dukungan partainya untuk Prabowo. "Koalisi sudah mengkristal. Ketua Umum bersama sejumlah pengurus sepakat berkoalisi dengan Pak Prabowo," kata Suryadharma. DF yang diam-diam sakit hati pada Prabowo karena memberika dukungan secara jor-joran pada Jokowi pada Pilgub Jakarta 2012 melancarkan aksi balas dendamnya. DF adalah calon kuat Gubernur DKI yang kemudian diangkat menjadi Menteri Perumahan Rakyat, agar Foke bisa menang. Tetapi dia sangat sakit hati ketika Prabowo menyayangi Jokowi dan memberikan dana besar untuk kampanye. Ia merasa mengapa tidak dirinya saja yang saat itu maju dan mendapat dukungan penuh Prabowo. Ketika Jokowi memenangi pertarungan Pilgub DKI, sakit hati DF bertambah parah, baik pada Jokowi maupun pada Prabowo. Tapi DF bukan orang bodoh, ia pemain lama yang cerdik. Serangakain rencana telah disusun untuk menghancurkan nama kedua orang itu. DF tetap berkomunikasi dengan Jokowi dan Prabowo. Bahkan untuk menjaga rancana yang dijalankannya secara diam-diam, DF tidak gegabah saat kecolongan dan kalah dalam menghadapi Jokowi. Semua berawal ketika Gubernur DKI itu berhasil mengambil alih Pasar Tanah Abang yang beromzet Rp 15 miliar dari tangan DF. DF yang susah payah membangun Tanah Abang menjadi pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara, tidak rela menyerahkan bisnisnya begitu saja kepada PD Pasar Jaya milik Pemprov DKI. Tapi untuk misi rahasianya, DF berpura-pura ikhlas Tanah Abang yang dikelola anak kandungnya Aditya Primanaya Djan CEO PT Priamanaya Djan International (PDI) harus berpindah tangan ke PD Pasar Jaya atas prakarsa Jokowi. DF kemudian menjalankan satu per satu rencananya. Dengan memanfaatkan identitasnya sebagai kader PPP ia menggunakan SDA untuk datang pada Prabowo. Sang Jendral tidak begitu menyadari kepura-puraan DF karena berhasil menyerahkan “leher” Ketum PPP padanya. Atas bujukan DF, Prabowo yang terkenal cerdas terlihat rendah karena terus menerus menyindir Jokowi dalam setiap kampanye. Keberanian DF melecehkan harga diri Prabowo, sekarang membuahkan hasil. Gerindra menjadi partai yang diombang-ambingkan oleh DF dengan meminjam tangan PPP. DF yang cerdik pun, mempraktikkan peribahasa ‘sekali merengkuh dayung dua-tiga pulau terlampaui’. Selain melecehkan Prabowo sekaligus Jokowi, DF berniat menggulingkan SDA karena ambisinya menjadi Ketua Umum PPP. Peneliti POINT Indonesia Karel Susetyo mengatakan, adanya perpecahan internal partai berlambang Ka'bah itu yang diuntungkan adalah Djan Faridz. Menurutnya, Djan bisa mengambil alih PPP setelah pemilu legislatif. "Dia tokoh terkuat PPP sekarang, kuat juga jaringannya. Djan berpotensi jadi Ketua Umum PPP," kata Karel di emdia online Senin (21/4/2014). Ia melanjutkan, kenapa Djan yang diuntungkan dengan adanya konflik internal partai berlambang Ka'bah ini?. Hal ini bisa dilihat dalam rapimnas kubu Romahurmuziy alias Romi tidak ada pemecatan terhadap Djan. "Coba liat ke rapimnas, apa mereka memecat Djan? Padahal SDA (Suryadharma Ali) ke Prabowo selalu sama Djan, antar Prabowo ke Ketua Majelis Syariah PPP juga mereka (Djan dan SDA) berdua," ujarnya. Djan Faridz alias DF kini tengah bersuka ria atas kekacauan yang terjadi. Ia merasa puas telah berhasil merendahkan derajat Prabowo yang ‘digantung’ oleh PPP. DF juga sangat puas Partai berlambang Kabah mengalami perpecahan demi ambisinya menjadi Ketua Umum. Sampai kapankah kelaliman pada sesame umat manusia DF bisa dihentikan? Wallahua’lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H