Setelah lebih dari dua tahun berjibaku dengan permasalahan penyebaran virus Corona, kini Indonesia menunjukkan kondisi yang lebih stabil dan menuju masa endemik. Jika sebelumnya pemerintah memberlakukan aturan pembatasan sosial, maka kini dapat terlihat bahwa aturan tersebut semakin dilonggarkan dan masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti masa pra pandemi. Namun, berbagai persoalan yang terjadi pada bangsa Indonesia akibat pandemi covid-19 tidak serta merta terselesaikan seiring dengan usahanya pandemi covid-19 di Indonesia.Â
Nyatanya, berbagai permasalahan yang terjadi di masa pandemi covid-19 masih dapat dirasakan hingga saat ini. Salah satunya permasalahan ekonomi jangka pendek yang sampai saat ini masih dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Permasalahan tersebut dapat dirasakan dengan tingginya jumlah pengangguran di Indonesia. Pada masa pandemi covid-19, angka pengangguran mengalami peningkatan karena banyaknya sektor ekonomi yang melemah akibat adanya pemberlakuan aturan pembatasan sosial dan hal-hal lainnya berkaitan dengan covid-19 yang membuat banyak sektor usaha melemah. Akibatnya, angka pengangguran semakin tinggi dan tentunya hal tersebut berdampak pada perekonomian negara.
Kini, selepas permasalahan kesehatan pandemi covid 19 mereda, negara masih memiliki satu PR besar dalam menghadapi persoalan bangsa akibat pandemi covid-19, yakni tingginya angka pengangguran. Sayangnya, permasalahan ekonomi jangka pendek tidak hanya terjadi pada permasalahan pengangguran. Namun, permasalahan ekonomi jangka pendek ini juga terjadi karena adanya inflasi yang terjadi. Adapun pengangguran dan inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi mikro yang dapat menjadi tolak ukur bagi kondisi stabilitas perekonomian negara. Oleh karena itu, mengatasi permasalahan pengangguran dan inflasi pasca pandemi ini merupakan salah satu permasalahan yang krusial dan perlu untuk ditangani segera.
Inflasi sendiri dapat diartikan sebagai suatu kondisi ketika harga produk di pasaran mengalami kenaikan. Kenaikan harga ini tidak hanya terjadi pada salah satu atau beberapa jenis barang saja, tapi terjadi di banyak jenis barang lainnya. Inflasi tentunya bukan merupakan hal yang bagus bagi rakyat karena inflasi dapat menimbulkan kesulitan perekonomian bagi masyarakat menengah ke bawah. Kenaikan harga akibat inflasi juga tentunya bukan merupakan hal yang akan disambut dengan baik oleh masyarakat.Â
Sebaliknya, inflasi justru menjadi hal yang sangat tidak disukai oleh masyarakat. Berbagai dampak buruk yang dialami oleh masyarakat karena inflasi mendorong keinginan masyarakat agar para pemangku kebijakan dapat segera mengatasi masalah inflasi dan membuat harga barang menjadi lebih stabil.Â
Kondisi inflasi di suatu negara juga dapat menunjukkan bahwa perekonomian di negara tersebut sedang memburuk. Oleh karena itu, permasalahan inflasi tidak hanya menjadi permasalahan ekonomi bagi rakyat tapi juga bagi bangsa.
Meskipun banyak memberikan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat, tapi berdasarkan teori ekonomi yang ada, inflasi justru dapat memberikan dampak positif bagi negara. Karena inflasi dapat mendorong meningkatnya keuntungan bagi perusahaan dan penggalakan investasi.Â
Hal ini tentunya akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dengan tingginya tingkat investasi dan tingginya keuntungan bagi perusahaan, maka peluang kerja juga akan semakin tinggi. Hal ini tentunya dapat mengurangi angka pengangguran di suatu negara.Â
Selain itu, peristiwa tersebut juga dapat mengurangi angka pengangguran di suatu negara. Pengangguran sendiri merupakan salah satu persoalan yang menjadi masalah bagi setiap negara di dunia ini. Tingginya angka pengangguran menjadi masalah yang sulit dipecahkan dan membuat banyak negara kesulitan menghadapi permasalahan ekonomi.
Selain adanya anggapan bahwa inflasi dapat mengatasi pengangguran, ada pula teori yang menyatakan bahwa angka pengangguran yang tinggi dapat membantu mengurangi inflasi. Teori tersebut dikenal dengan teori kurva Philips. Hubungan yang terjadi antara pengangguran dan inflasi dalam teori kurva Philips disebut sebagai hubungan terbalik atau trade off.Â
Teori tersebut menyatakan bahwa tingginya angka pengangguran dapat menurunkan angka inflasi. Faktanya, di Indonesia teori tersebut tidak berlaku karena di Indonesia ketika inflasi sedang tinggi angka pengangguran juga semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, ketika angka pengangguran mengalami peningkatan maka inflasi pun akan mengalami peningkatan.Â