Mohon tunggu...
Karina saraswati Mukti ningsih
Karina saraswati Mukti ningsih Mohon Tunggu... Karyawan swasta

Penulis dan content creator | Movie Lovers| Human Life skills

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia: Spesies yang Menarik, tapi Kadang Bikin Geram

17 Maret 2025   06:51 Diperbarui: 17 Maret 2025   06:51 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kita adalah manusia. Spesies yang katanya paling cerdas di planet ini. Punya otak, punya hati (katanya), punya kemampuan berpikir abstrak, dan punya jempol yang lumayan berguna untuk scrolling Instagram. Tapi, jujur saja, kadang kita juga spesies yang bikin geleng-geleng kepala.
 
Kita bangga dengan kemajuan teknologi kita, dengan pencapaian ilmiah kita yang luar biasa. Kita bisa mengirim manusia ke bulan, menciptakan kecerdasan buatan, dan bahkan memetakan genom manusia. Tapi, di sisi lain, kita masih bertengkar soal hal-hal sepele, saling membenci karena perbedaan pendapat, dan bahkan tega menghancurkan lingkungan yang menjadi tempat tinggal kita sendiri. Contohnya, perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang serakah dan tidak bertanggung jawab. Kita tahu dampaknya, tapi masih banyak yang mengabaikannya.
 
Ironis, bukan? Kita begitu pintar menciptakan senjata pemusnah massal, seperti bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki, tapi begitu bodoh dalam menjaga perdamaian. Kita begitu ahli dalam membangun gedung pencakar langit, seperti Burj Khalifa yang menjulang tinggi, tapi begitu lalai dalam membangun hubungan antar manusia yang harmonis. Lihat saja bagaimana konflik etnis dan agama masih sering terjadi di berbagai belahan dunia, mengakibatkan penderitaan dan kematian bagi banyak orang. Kita begitu terobsesi dengan kekayaan dan kekuasaan, seperti yang terlihat dalam kasus korupsi yang merajalela di banyak negara, sampai lupa akan nilai-nilai kemanusiaan yang sebenarnya.
 
Lalu, apa sebenarnya inti dari kemanusiaan itu? Apakah hanya sebatas kemampuan berpikir rasional dan menciptakan teknologi canggih? Tentu saja tidak. Kemanusiaan adalah tentang empati, tentang rasa kasih sayang, tentang tanggung jawab, dan tentang keberanian untuk melawan ketidakadilan. Kemanusiaan adalah tentang mengakui kelemahan kita, dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Contohnya, aksi-aksi kemanusiaan seperti Palang Merah Internasional yang membantu korban bencana alam, atau relawan yang membantu pengungsi untuk menunjukkan sisi kemanusiaan yang mulia.
 
Sayangnya, seringkali kita lebih mudah terjebak dalam ego dan kepentingan pribadi. Kita lebih suka menyalahkan orang lain daripada mengakui kesalahan sendiri. Lihat saja bagaimana blame game sering terjadi dalam politik, di mana masing-masing pihak saling tuding dan jarang mau bertanggung jawab. Kita lebih mudah terprovokasi oleh hoaks dan ujaran kebencian yang tersebar luas di media sosial, daripada berpikir kritis dan mencari kebenaran. Kita lebih suka bersembunyi di balik layar anonimitas internet daripada bertanggung jawab atas ucapan dan tindakan kita, seperti kasus cyberbullying yang semakin marak.
 
Tapi, masih ada harapan. Masih ada manusia-manusia baik di dunia ini yang berjuang untuk keadilan, seperti Malala Yousafzai yang memperjuangkan hak pendidikan perempuan, yang memperjuangkan hak asasi manusia, yang peduli terhadap sesama, dan yang berusaha untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Mereka adalah bukti bahwa kemanusiaan itu masih ada, dan masih bisa diselamatkan.
 
Pertanyaannya sekarang, di pihak mana kita akan berdiri? Apakah kita akan menjadi bagian dari masalah, atau bagian dari solusi? Pilihan ada di tangan kita masing-masing. Jangan sampai kita hanya menjadi spesies yang pintar, tapi bodoh. Jangan sampai kita hanya menjadi spesies yang menarik, tapi juga menjengkelkan. Mari kita ubah narasi. Mari kita tunjukkan bahwa manusia memang spesies yang luar biasa, bukan hanya karena kecerdasannya, tapi juga karena kemanusiaannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun