Mohon tunggu...
Karina saraswati Mukti ningsih
Karina saraswati Mukti ningsih Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan swasta

Penulis dan content creator

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menghormati Perempuan: Sebuah Panggilan untuk Keadilan dan Kemanusiaan

14 Desember 2024   10:54 Diperbarui: 14 Desember 2024   10:54 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com

Di tengah kehidupan modern, di mana kemajuan teknologi dan informasi merajalela, masih ada satu hal yang tak kunjung terselesaikan: kekerasan terhadap perempuan. Sebuah realitas pahit yang terus menghantui, merenggut hak, dan menghancurkan mimpi.

Kekerasan terhadap perempuan bukanlah sekadar masalah pribadi, melainkan sebuah kejahatan kemanusiaan yang terstruktur. Dari kekerasan fisik hingga verbal, pelecehan seksual, dan eksploitasi ekonomi, perempuan di berbagai belahan dunia terus menjadi korban.

 

Jejak Luka: Kekerasan Terstruktur yang Tak Terlihat

 

Kekerasan terhadap perempuan seringkali tersembunyi di balik tabir norma sosial, budaya, dan agama yang salah kaprah. Budaya patriarki, yang menempatkan laki-laki sebagai penguasa, telah melahirkan sistem yang merugikan perempuan.

Perempuan seringkali dianggap sebagai warga kelas dua, tidak memiliki suara dan hak yang sama dengan laki-laki. Hal ini melahirkan berbagai bentuk kekerasan terstruktur, seperti diskriminasi dalam pendidikan, pekerjaan, dan politik.

 

Menghormati Perempuan: Sebuah Panggilan untuk Keadilan

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun