Telemedicine adalah aplikasi dari pengobatan klinis yang pengembangannya memanfaatkan teknologi komunikasi jarak jauh seperti telepon, internet, dan jaringan komunikasi lain untuk mentransfer informasi medis. Di Indonesia sendiri telemedicine mulai berkembang dan dikenali pada masa pandemi Covid-19. Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan 2021, teknologi telemedicine memiliki potensi untuk mengatasi kesenjangan geografis dan memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil. Hal ini lah yang membuat telemedicine sangat bermanfaat dan diperlukan bagi Indonesia apalagi di saat pandemi Covid-19 hingga sekarang. Begitu banyak manfaat telemedicine dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia.
Telemedicine dapat meningkatkan akses pelayanan dan perawatan pasien dengan keterjangkauan dan mudah dalam mendapatkan layanan kesehatan secara cepat dan tepat. Melalui telemedicine pasien di daerah terpencil Indonesia dapat berkonsultasi dan mendapatkan layanan kesehatan tanpa harus melakukan perjalanan jauh, yang terkadang tidak efisien dan menghabiskan biaya yang lebih banyak. Layanan telemedicine ini bisa menghubungkan dengan berbagai macam dokter mulai dari dokter umum, psikiater, ahli gizi hingga dokter spesialis yang membuat pasien dengan keterbatasan fasilitas medis di daerahnya bisa berkonsultasi tanpa memikirkan keterbatasan tersebut. Dengan fleksibilitas ini, telemedicine juga membantu pasien rawat jalan yang sedang melakukan pengobatan dari rumah dengan waktu tunggu yang lebih singkat sehingga proses diagnosis dan pengobatan dapat dilakukan dengan cepat juga bahkan obat pun bisa diantar ke rumah.
Telemedicine dapat diakses di mana saja dan kapan saja, telemedicine memberikan kemudahan bagi pasien yang mungkin memiliki keterbatasan geografis atau waktu. Tidak hanya pasien di wilayah terpencil saja telemedicine juga berguna pada pasien perkotaan yang tidak memiliki waktu untuk mengunjungi fasilitas Kesehatan. Secara keseluruhan, telemedicine tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap berbagai layanan kesehatan, tetapi juga memberikan sejumlah keuntungan tambahan, seperti efisiensi dalam proses pelayanan, kenyamanan bagi pasien, serta solusi yang lebih praktis dan terjangkau untuk memenuhi beragam kebutuhan kesehatan masyarakat di era modern ini.
Selain keuntungan dan manfaat, telemedicine juga memiliki beberapa tantangan dan hambatan. Penerapan telemedicine bergantung pada perangkat ponsel, listrik, dan internet ataupun jaringan layanan seluler yang baik. Infrastruktur ini tidak merata dengan baik di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa wilayah di Indonesia memiliki jaringan internet yang buruk serta keterbatasan listrik sehingga telemedicine sangat terbatas hingga tidak pernah digunakan. Keterbatasan fasilitas menjadi tantangan utama dalam penggunaan layanan telemedicine. Selain itu, belum meratanya literasi digital yang membuat beberapa masyarakat tidak tahu dengan keberadaan telemedicine . Beberapa masyarakat juga mungkin masih skeptis terhadap penggunaan telemedicine dan lebih memilih untuk konsultasi tatap muka karena dianggap lebih efektif dan dapat lebih banyak mengutarakan keluhan pada dokter. Tantangan dan hambatan lainnya adalah banyak tenaga kesehatan di Indonesia yang belum terampil dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk telemedicine.
Menurut Wade, penghalang yang sangat krusial dalam mempengaruhi implementasi telehealth atau telemedicine adalah penerimaan dari tenaga kesehatan sehingga sangat penting untuk dilakukan identifikasi terhadap faktor yang menghambat tenaga kesehatan dalam menerima pelaksaaan telemedicine. Penghambat yang paling utama adalah infrastruktur teknologi dan jaringan yang belum sepenuhnya baik, seperti kegagalan koneksi internet yang membuat konsultasi menjadi terganggu. Dibutuhkannya dukungan pemerintah dalam pengembangan infrastruktur teknologi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat terutama tenaga kesehatan di setiap daerah. Ketidaksiapan infrastrutur teknologi akan mempengaruhi tenaga kesehatan sehingga tidak siap dalam menghadapi telemedicine karena penerapannya tidak akan berjalan dengan maksimal.
Perbedaan infrastruktur teknologi di tenaga kesehatan dalam telemedicine dapat mempengaruhi mereka dalam memberikan pelayanan yang efektif dan efisien. Ketersediaan perangkat, koneksi internet, jaringan, listrik, dan pelatihan berperan penting dalam membantu dan menunjang tenaga kesehatan dalam menggunakan telemedicine. Tenaga kesehatan di rumah sakit besar atau wilayah perkotaan biasanya memiliki akses ke perangkat canggih, koneksi internet stabil, manajemen yang baik, dan pelatihan yang memadai. Sebaliknya, tenaga kesehatan di rumah sakit kecil atau daerah terpencil sering menghadapi keterbatasan akses perangkat, internet, listrik bahkan dukungan organisasi maupun pemerintah yang akhirnya menghambat kemampuan mereka untuk menggunakan telemedicine.
Telemedicine telah memberikan keuntungan dan manfaat yang besar bagi layanan kesehatan di Indonesia walaupun masih memiliki tantangan dan hambatan dalam pengembangannya. Untuk memaksimalkan manfaatnya, penting untuk mengatasi perbedaan infrastruktur teknologi yang ada di kalangan pasien maupun tenaga kesehatan. Dengan memberikan dukungan, pelatihan, dan fasilitas yang memadai baik di wilayah perkotaan maupun wilayah terpencil, sehingga nantinya dapat dipastikan bahwa semua lapisan masyarakat mendapatkan akses yang setara terhadap layanan kesehatan. Melalui kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan telemedicine dapat menjadi solusi efektif untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat di era digital ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H