Mohon tunggu...
Karina Rosdiana
Karina Rosdiana Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

hobi menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pesantren adalah Tempat Penggemblengan

26 Desember 2022   08:43 Diperbarui: 26 Desember 2022   08:46 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi santri/santriwati adalah anugrah terbaik yang Alloh SWT berikan kepada kita. Tidak semua orang bisa berada di pesantren, hanya orang yang terketuk hatinya yang bisa mencari ilmu di pesantren. Hidup di pesantren adalah menempa diri menjadi orang yang Tangguh dan kuat, karena menjalani kehidupan yang berbeda, dengan 24 jam penuh di didik dalam asrama. Itulah tempat penggemblengan menjadi orang-orang hebat. Seperti sebuah pedang, jika tidak di tempa, dipanaskan, dibentuuk, hanya akan menjadi bilah baja. Seperti juga pelaut yang Tangguh akan lahir  dari pengalamman bertarung dengan ombak yang besar. Dengan cara itu, kita bisa membentengi diri menjadi pribadi yang shalih/shalihah, untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

Tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya kepada kemunduran. Semua ingin anaknya sukses. Jika orang tua keras dalam mendidik, itu semua karena sayang. Kasih sayang orang tua itu berbeda- beda caranya. Untuk bisa menjadi orang yang kuat, yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan, kita tidak bisa mendapatkannya dengan mudah. Kita mesti digembleng melalui berbagai disiplin, Latihan keras, bahkan cenderung memaksa.

Kehidupan diluar sana sangatlah keras, jika kita tidak terbiasa dengan kerasnya hidup, maka dengan mudah kehidupan akan mengalahkan kita. Tetapi jika kita terbiasa maka akan  mampu mengatasi berbagai rintangan permasalahan hidup dengan baik. Kehidupan di Pesantren semuanya ditujukan untuk melatih fisik, dan mental agar terus menjadi kuat. Baru setelah bertahun-tahun melatih diri, kita akan dinyatakan lulus dan siap untuk mengamalkan ilmu memberantas kejahatan di muka bumi. Semua melalui proses yang panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun