Mohon tunggu...
Karina Rosdiana
Karina Rosdiana Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

hobi menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kuatkan Iman dengan Tawakkal

27 November 2022   23:34 Diperbarui: 27 November 2022   23:36 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                                                dock. tawakkal.com

Sebagai umat islam, tentunya iman kepada ketentuan (qodo dan qodar) Alloh SWT adalah rukun iman yang ke-6. Sebagai umat Islam kita harus mengimani dan meyakini ketentuan tersebut. Qadha yaitu ketetapan Allah SWT sejak zaman azali (zaman dahulu sebelum diciptakan alam semesta) sesuai dengan kehendak-Nya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan mahluknya. Qodar yaitu Perwujudan dari qadha atau ketetapan Allah SWT dalam kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya. 

Ketika kita bertawakkal kepada Alloh dalam segala urusan hidup kita, maka hidup kita akan terjamin oleh Alloh SWT. Tawakal merupakan sikap mental yang terpuji dan berdampak luar biasa dalam kehidupan seorang hamba. Dengan mengutamakan tawakal seseorang dapat memperoleh cinta dan kasih sayang Allah, seperti yang termaktub dalam firmanNya surah Ali Imran ayat 159. Betapa tidak? Tawakal berarti menyerahkan dan menyandarkan segala urusan hidup pada wakil (yang ditawakali) semata. 

Ketika datang ujian hidup, baik berupa kesenangan ataupun musibah, seorang hamba yang bertawakal hanya akan merespon bentuk ujian ini pada wakilnya, wakil hidupnya, yakni Allah. Jika urusannya baik dan menyenangkan maka ia bersyukur, jika membuat lara hati dan menyedihkan maka ia bersabar, tetap mengupayakan sikap tawakal pada Allah SWT. Masya Allah, betapa indah urusan hidup seorang mukmin. Hidupnya dihiasi ketenangan dan berisi keseimbangan antara syukur dan sabar.

Tawakal membuat hati dan jiwa manusia senantiasa terkait dengan Allah. Itulah mengapa seorang yang bertawakal pada Allah selalu merasa dekat dan menyatu dengan Allah. Ini memengaruhi respon mental dan jiwanya ketika mendapatkan rezeki, baik musibah ataupun anugerah. Jika baik ia bersyukur, jika buruk ia bersabar. Begitu indah dan terpujilah sikap mukmin yang bertawakal. Dengan demikian, ia selalu merasa luas dan banyak. 

Rezeki yang dalam kacamata manusia terbilang sedikit, baginya adalah sebaliknya. Ia hanya akan melihat peluang dan banyaknya nikmat bukan fokus pada sedikitnya harta, makanan, dan kesusahan hidup. Karena sikap optimis pada janji Allah dan obsesif atas Allah sebagai tujuan hidup maka jaminan rezekilah yang diperolehnya. Dengan yang sedikit dan ada di depan mata, ia senantiasa bersyukur juga merasa banyak maka di akhirat kelak buah kesabarannya adalah aset akhirat yang berlipat ganda. Aset berkat kesabaran atas ujian dan syukur atas kebahagiaan dan pendapatan sekecil apapun yang sudah dikehendaki Allah datang padanya.

Semoga kita semua termasuk orang yang bertawakkal kepada Alloh SWT....AAAAMIIIN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun