Ichika membuka mulutnya, hendak menembakkan banyak pertanyaan dengan cepat dan non-stop. Namun, sebelum ia bisa melakukannya, Ekaterina sudah berbicara terlebih dahulu. Perasaan Ichika pun mulai tidak enak.
"Kamu penasaran, gak? Aku sih penasaran. Aku mau cari tahu, dan kamu harus bantu."
Perasaan tak enak Ichika pun benar. Ekaterina malah tambah membongkar gudangnya. Tapi, jika dipikir-pikir lagi... Ichika sendiri tidak ada pekerjaan penting yang harus dilakukan.
"Hm, ya udah! Apa yang dicari?"
"Koper! Mungkin koper jadul." Jawab Ekaterina sambil mengacungkan jarinya.
Ichika berdiri dan merenggangkan tubuhnya yang agak pendek. "Oke, koper ayahmu 'kan ada banyak. Kita mulai dari mana?"
Pandangan Ekaterina tertuju pada rak di ujung ruangan, yang penuh dengan tumpukan koper. Pandangan Ichika mengikuti pandangan temannya, dan ia mengesah malas. "Mending rapihin dulu ini semua..."
Beberapa jam berlalu, dan akhirnya mereka menemukan koper yang dicari. Mereka memeriksa beberapa koper, berharap akan menemukan jurnal atau semacamnya di dalamnya; tetapi tidak menemukannya. Mereka akhirnya menemukannya ketika mengambil koper terakhir yang tersisa; yang tua, berdebu, dengan beberapa sarang laba-laba di atasnya.
Jurnal tipis itu sudah tua dan usang, tetapi meskipun sudah tua, jurnal itu bisa dibilang masih dalam keadaan bagus dan terlihat sangat terawat untuk barang setua itu, dan hampir semua halaman masih utuh.Â
Ekaterina membuka jurnalnya; dan menemukan tulisan yang berbunyi, 'Milik Viktor K. 1905.' Ia bingung, karena Viktor adalah nama ayahnya, dan pastinya ia belum lahir pada tahun itu...
"Ini tentang apa?" Ichika bertanya, rasa penasaran yang berlebih mulai menguasai dirinya, namun ia berusaha untuk menahannya.