Mohon tunggu...
Izza Afkarina
Izza Afkarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAI Syarifuddin Wonorejo Lumajang Jawatimur

Mahasiswa Institut Agama Islam Syarifuddin Wonorejo Lumajang Jawatimur, pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Semester Awal.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mari Beridentifikasi dengan Logika, and Say Bye Perasaan-Perasaan Tanpa Realita!

6 September 2023   06:54 Diperbarui: 6 September 2023   06:57 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemuan perdana mulai dikenalkan dengan Logika pada semester ketiga, semester baru setelah lamanya menyibukkan diri dengan kata cuti kuliah.

Bapak Harry Purwanto M.I.Kom, Dosen mata kuliah pertama pada lembaran awal semeser ganjil di awal tahun ajaran baru 2023, juga Dosen wali kelas Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), yang sudah menganggap seperti anaknya sendiri.

Pada tahun ajaran baru, seakan menginetruksikan massa di kelas KPI 3A kala itu, "Stop pelihara perasaanmu, kehidupan itu logika!"

Realitanya, sebagaimana yang dapat diambil pemaparannya, bahwa Logika merupakan suatu pola pikir manusia yang menggunakan akalnya, bukan perasaan.

Sehingga dengan berpikir Logika, manusia dapat terhindar dari beragam pola pikir yang falance atau menyesatkan.

Bahkan, dengan Logika, juga dapat menciptakan budi pekerti nan apik. Sebab hal tersebut wujud keberadaannya berasal dari pola pikir yang menggunakan akal sehat.

Dipaparkan pula, terkait satu perumpamaan, yaitu kata Cinta. Pasalnya, dalam Logika, Cinta tiada maknanya. Dalam Logika, Cinta hanyalah berwujud perasaan belaka yang dapat menarik konsumen pada hal-hal diluar Logika.

Itulah mengapa, sering kita mendengar, ungkapan Cinta itu buta, Love is Blind. Karena dalam Logika, yang utamanya berupa pengaplikasian pola pikir manusia yang sehat pula, tidak ada ungkapan Cinta.

Apalagi hanya Cinta jelangkung yang bukan pada waktunya!

Maka dengan cabang pengetahuan Logika, tentunya nanti, harapan dapat menemukan kebenaran secara rasional akan beragam proses kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun