Mohon tunggu...
Izza Afkarina
Izza Afkarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAI Syarifuddin Wonorejo Lumajang Jawatimur

Mahasiswa Institut Agama Islam Syarifuddin Wonorejo Lumajang Jawatimur, pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Semester Awal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menuju Revolusi TPQ Nahdlatuth Thulab Tanggung Padang Lumajang

10 Desember 2022   20:29 Diperbarui: 10 Desember 2022   20:51 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Megah:Gedung Musholla dan LKSA TPQ Nahdlatuth Thulab dari bawah setelah satu tahun lalu direhap. (Dokpri)

Segala sesuatu, pastinya ingin memiliki suatu perubahan yang lebih baik. Entah itu pribadi manusia, suatu komunitas atau organsasi, hingga suatu lembaga atau bangunan. Dan saat ini, masa tersebut menghampiri dan menuntun TPQ Nahdlatuth Thulab untuk menemukan sejatinya perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.

Dimulai pada satu tahun yang lalu, ketika masa pengrehapan penuh gedung TPQ Nahdlatuth Thulab. Mulai dari ruang kelas, musholla, kamar mandi dan sebagainya. Dan setelah semua bangunan telah sukses terbangun sesuai harapan pengasuh, yaitu Ustadz Umar Hambali dan Ibu Umi Kulsum yang saat ini sedang menjabat sebagai DPRD Kabupaten Lumajang.

Namun, masih ada hal yang dirasa tak ada perubahan sedikit pun hingga saat ini. Yaitu, menjadi pasar jajanan bagi santri TPQ Nahdlatuth Thulab sebelum memasuki kelas. Namun hal tersebut, tak sedikit pun mengurangi rasa hormat pengasuh untuk melarang para penjual untuk menjual di halaman TPQ sebelum para santri memasuki kelas. Meski terkadang, hal tersebut dapat membawa dampak negatif bagi lingkungan TPQ. Seperti, semakin banyak sampah yang berceceran, meskipun sudah terdapat tempat sampah.

"Kadang merasa kesal sih ya, tapi yang namanya anak-anak, kadang ingat kadang juga lupa dan pura-pura lupa akan suatu kebersihan. Namun hal ini, bisa menjadikan kami, selaku orang tua di sini untuk selalu bertanggung jawab mengingatkan dan memberi contoh teladan untuk mereka, seperti itu." Ujar salah satu Ustadzah TPQ Nahdlatuth Thulab yang sedang mengajar sore tadi.

Cakap:Beberapa penjual di lingkungan TPQ Nahdlatuth Thulab.  (Dokpri)
Cakap:Beberapa penjual di lingkungan TPQ Nahdlatuth Thulab.  (Dokpri)

Berbeda dari sekitar satu tahun lalu, terkait dengan metode mengaji yang diajarkan kepada santri, yaitu metode Tartila. Dan untuk tahun ini, dimulai dari sekitar awal tahun, Pengasuh TPQ Nahdlatuth Thulab merubah metode mengaji yang digunakan santri, yaitu metode Qur'ani. Metode yang diajarkan di Pondok Pesantren Salaf terbesar di Indonesia, Sidogiri.

Dan untuk saat ini, metode tersebut mulai berjalan sesuai harapan, juga lebih teratur dan terkondisikan dari metode sebelumnya. Hanya saja, menurut beberapa Ustdazah, kesulitan santri, apalagi yang masih kecil yaitu pada nada atau intonasi pada metode baru ini.

Namun seiring berjalannya waktu, kini para santri sudah mulai peka terhadap metode tersebut dan sudah banyak yang memijak jilid yang sudah lumayan dikatakan tinggi, dan juga hal tersebut membawa dampak yang sangat bagus untuk TPQ sendiri. Mulai dari semakin bertambahnya santri TPQ Nahdlatuth Thulab. Dan akhirnya, karena kurangnya SDM, pengasuh dan para Ustadzah membuat keputusan untuk mengambil guru alumni Pondok Pesantren Al Maliki, karena kebetulan Ustadz Umar Hambali masih memiliki hubungan darah dengan keluarga pengasuh Pondok Pesantren Al Maliki.

Sholihah:Salah satu Ustadzah sedang membimbing santriwati jilid 2.  (Dokpri)
Sholihah:Salah satu Ustadzah sedang membimbing santriwati jilid 2.  (Dokpri)
Khusyu':Salah satu Ustadzah mebimbing santri dan santriwati pada jilid Al Qur'an.   (Dokpri)
Khusyu':Salah satu Ustadzah mebimbing santri dan santriwati pada jilid Al Qur'an.   (Dokpri)

   Info guys, sebetulnya untuk Ustadz yang dari Pondok pesantren Al Maliki ada dua ya, tapi tidak aku potret. Malu, hihi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun