Mohon tunggu...
Karina Nailus S
Karina Nailus S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Keperawatan

Saya adalah Mahasiswa Keperawatan semester akhir yang tertarik dalam hal jurnalistik. Saya disini mencoba untuk menyalurkan bakat dan hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

FOMO dan Burnout : Kombinasi Berbahaya bagi Gen Z

17 Januari 2025   08:38 Diperbarui: 17 Januari 2025   08:38 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Generasi Z atau kita kerap menyebutnya Gen Z merupakan generasi yang tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital sehingga menghadapi tekanan unik dan beragam yang belum pernah dialami generasi sebelumnya. Di era yang serba terhubung ini, mereka kerap terjebak dalam fenomena Fear of Missing Out (FOMO) yang membuat mereka merasa haus akan tren yang sedang terjadi. Tuntutan akademik, pekerjaan, dan ekspektasi sosial yang tinggi seringkali berujung pada burnout atau kelelahan fisik dan mental yang serius. Kombinasi antara FOMO dan burnout menciptakan tantangan besar bagi kesejahteraan mental generasi ini sehingga memaksa mereka untuk mencari cara agar tetap seimbang di tengah tekanan dunia modern saat ini.

Apa Itu FOMO dan Burnout?

FOMO atau ketakutan akan kehilangan adalah perasaan cemas atau gelisah ketika seseorang merasa kehilangan momen penting, pengalaman, dan peluang yang dinikmati orang lain. Dalam konteks Gen Z, yang hidup dalam era dominasi media sosial, FOMO sering kali dipicu oleh unggahan temen-teman di platform seperti Instagram, TikTok, atau X. Unggahan tersebut memperlihatkan gaya hidup yang terlihat sempurna seperti liburan mewah, pencapaian karir, atau momen sosial yang menyenangkan.

Di sisi lain, burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental akibat tekanan yang berkepanjangan. Dalam banyak kasus, burnout terjadi karena tuntutan akademik, pekerjaan, atau tekanan sosial yang berlebihan. Gen Z sering kali merasa harus memenuhi ekspektasi tinggi dari diri sendiri, keluarga, atau masyarakat sehingga mereka mudah terjebak dalam siklus kerja keras yang melelahkan tanpa istirahat yang cukup.

Bagaimana FOMO dan Burnout Berhubungan?

FOMO seringkali menjadi pemicu burnout, ketika Gen Z merasa takut ketinggalan tren, mereka cenderung memaksakan diri untuk selalu aktif, baik secara fisik maupun digital contohnya, mereka mungkin merasa perlu selalu hadir di setiap acara, terlibat dalam percakapan online, atau mengikuti tren terbaru agar tetap eksis di lingkaran sosial mereka. Akibatnya, waktu untuk istirahat dan refleksi pribadi menjadi terabaikan.

FOMO juga mendorong Gen Z untuk menetapkan standar yang tidak realistis. Mereka sering kali membandingkan diri mereka dengan orang lain yang tampaknya lebih sukses atau bahagia, sehingga tekanan untuk mencapai hal serupa semakin besar. Hal ini memperburuk stres dan meningkatkan risiko burnout terutama ketika upaya mereka tidak menghasilkan hasil yang diharapkan.

Dampak Kombinasi FOMO dan Burnout

FOMO dan burnout memiliki dampak serius pada kesehatan mental dan fisik bagi Gen Z. Secara mental, mereka mungkin mengalami kecemasan, depresi dan rasa tidak percaya diri. Secara fisik, stres berkepanjangan akibat burnout dapat menyebabkan gangguan tidur, masalah pencernaan, atau penurunan daya tahan tubuh.

Dalam jangka panjang, ketidakseimbangan ini dapat mengganggu produktivitas, hubungan sosial, dan kebahagiaan secara keseluruhan. Gen Z yang terus menerus merasa tertekan juga berisiko kehilangan rasa tujuan hidup yang semakin memperburuk kondisi mereka.

Cara Mengatasi FOMO dan Burnout

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun