Universitas 17 Agustus 1945 melakukan program pengabdian masyarakat reguler pada semester gasal 2023/2024 di Desa Kesimantengah, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Desa ini dipilih sebagai tempat pengabdian untuk melibatkan mahasiswa dalam mengoptimalkan dan memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terdapat salah satu permasalahan yang ditemukan adalah Kesenian Karawitan Dewi Laras Desa Kesimantengah yang kurang dikenal oleh masyarakat luar Desa Kesemintengah, Kecamatan Pacet.
Seiring kemajuan teknologi, seharusnya mereka mampu memanfaatkan teknologi dalam melestarikan budaya-budaya lokal yang sangat sarat akan sejarah dan nilai luhur. Namun, hampir seluruh kelompok Karawitan Dewi Laras belum terlalu memahami kemajuan teknologi terutama dalam hal perkembangan media sosial untuk dapat memperkenalkan budaya. Seni tradisional seperti karawitan perlu terus berinovasi agar tetap relevan dan dapat diakses oleh khalayak luas. Dalam konteks ini, media sosial menjadi wadah strategis untuk memperkenalkan, membangun citra, dan mempromosikan kelestarian seni budaya seperti Karawitan Dewi Laras pada Desa Kesimantengah.Â
Pengelola Karawitan Dewi Laras didominasi oleh para orang tua yang "gagap" akan teknologi sehingga masih kurang dalam memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. Dalam menanggapi permasalahan tersebut, Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa Kelompok R-15 Desa Kesimantengah, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Dosen Pendamping I.G.N. Andhika Mahendra khususnya Kelompok 6 melakukan branding yang berfokus pada Kesenian Karawitan Dewi Laras melalui media sosial dengan membuatkan akun Instagram dan TikTok serta memberikan pelatihan penggunaan media sosial kepada pengelola Krawitan Dewi Laras agar kebudayaan karawitan menjadi semakin dikenal oleh masyarakat luas.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada 15 Januari 2023, di Balai Desa Kesimantengah. Pada awal kegiatan, dilakukan survei untuk mengukur pemahaman awal peserta. Hasilnya menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap branding dan media sosial. Namun, dengan pemaparan materi dan pelatihan strategi branding di Instagram dan TikTok, survei menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman mereka. Pelatihan tidak hanya berjalan satu arah, tetapi juga mencakup pertukaran pengetahuan, di mana pengurus Karawitan Dewi Laras mengajarkan alat tradisional karawitan kepada mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya serta serah terima akun Instagram dan TikTok kepada salah satu pengelola Karawitan Dewi Laras.
Melalui kegiatan ini tidak hanya meningkatkan eksposur, tetapi juga merangsang partisipasi masyarakat dalam mendukung dan memperkaya warisan budaya lokal melalui pengenalan secara langsung maupun dokumentasi kegiatan yang di upload di media sosial. Dari kegiatan yang telah yang dilakukan diharapkan dapat terus diaplikasikan secara bertahap sehingga bisa diteruskan kepada pengurus dan pengelola selanjutnya, sehingga nama besar Seni Karawitan Dewi Laras tetap tergaung tidak hanya di Kecamatan Pacet saja, tetapi di Indonesia bahkan dunia.
Penulis : Karina Betries Sathier (1152100235)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H