Untukmu yang kini termenung ditengah bis kota
Untukmu yang kini menangis diatas kuda baja
Untukmu yang kini terpekur bingung ditengah baja bertopang karet hitam
Ada apa sayang?
Untukmu yang letih didera badai
Untukmu yang lebur dipukul pilu
Untukmu yang tertatih digilas nyata
Kemana kau akan pulang, sayang?
Untukmu yang tak tahu jalan pulang
Untukmu yang di persimpangan
Untukmu yang kian berat melangkah
Berhentilah, sayang
Sudahi langkah kakimu
Ia luka jika dipaksakan
Dengarkan sayup-sayup panggilan Tuhan
Perhatikan sambutan-Nya untukmu
Kepada yang tak tahu jalan pulang
Berhentilah sejenak dan peluklah sambutan Tuhan
Datanglah pada sebuah rumah dengan tawa anak-anak
Yang melebur dengan lantunan a, ba, ta, tsa
Kepada yang tak tahu jalan pulang
Marilah menuju kemenangan, kemenangan yang abadi
Dimana kamu tak perlu bingung harus pulang kemana
Sebab hakikatnya pulangmu hanyalah pada setiap sujud
Untukmu dan untukku,
yang tak tahu jalan pulang
Bandung, 25 Desember 20:25
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H