Mohon tunggu...
Karina Ayu Triutami
Karina Ayu Triutami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Program Studi Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevankah Usulan Poligami dalam Menekan Angka Penularan HIV/AIDS?

12 Oktober 2022   21:45 Diperbarui: 12 Oktober 2022   22:03 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menekan angka penyebaran HIV/AIDS, maka menjadi penting untuk memberantas akarnya. Akar tersebut ialah tentang bagaimana HIV/AIDS ini menyebar. Faktor penyebaran HIV/AIDS yang paling banyak menyumbangan angka penularan ialah melalui seks bebas atau seks yang tidak aman. Maka, jika ingin menekan angka penyebaran, poligami adalah solusi yang tak solutif karena secara medis tak ada korelasi antara poligami dengan penyebaran HIV/AIDS. 

Poligami justru dapat menjadi bumerang ketika salah satu pasangan tak setia dan melakukan perilaku seksual berisiko tanpa diketahui oleh pasangannya dan kemudian berkemungkinan menular kepada yang lainnya. Terlebih, fakta bahwa HIV/AIDS tidak hanya disebabkan oleh perilaku seks bebas, melainkan juga mengonsumsi narkotika dengan mengggunakan jarum suntik yang dipakai secara bergantian, transfusi darah, hingga infeksi yang ditularkan oleh ibu ke anak semakin menunjukkan bahwa usulan Wagub Jabar tersebut merupakan solusi yang tak relevan. 

Daripada itu, rasa-rasanya menjadi penting untuk memprioritaskan pendidikan seksual yang lebih mumpuni, tak hanya kepada anak-anak dan remaja, tetapi juga pada pasangan menikah agar ke depannya masyarakat lebih sadar akan pentingnya melakukan hubungan seks yang aman. Tak hanya pendidikan seksual, penting juga untuk kemudian lebih berfokus pada pemberian sosialisasi dan edukasi terkait dengan bahaya serta medium penularan HIV/AIDS lainnya dan pendampingan bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Fenomena tingginya angka pengidap HIV/AIDS di Kota Bandung tentu perlu menjadi perhatian bagi banyak kalangan. Dari banyaknya kasus yang diketahui, sekitar 31,01% berasal dari kalangan pegawai swasta; 11,8% berasal dari kalangan ibu rumah tangga; dan sekitar 6,97% berasal dari kalangan mahasiswa dengan faktor utama penyebab penularan ialah perilaku heteroseksual atau perilaku seksual berisiko, seperti sering berganti-ganti pasangan. Berbagai tanggapan dan pengadaan upaya preventif  muncul di tengah fenomena ini, yang salah satunya berasal dari sosok Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum. Ia menyampaikan bahwa solusi untuk menekan penyebaran HIV/AIDS ialah dengan menikah dan berpoligami. 

Tentu, pernyataan ini bukanlah solusi terbaik yang dapat ditawarkan di tengah gejolak tingginya angka HIV/AIDS. Solusi tersebut justru hanya akan mendatangkan berbagai permasalahan lainnya. Dengan demikian, usulan Wagub Jabar ini dapat dikatakan sebagai usulan yang tak relevan dan bahkan cenderung blunder dalam  menekan angka penularan HIV/AIDS.

Editor: Dr. Yusa Djuyandi, S.IP., M.SI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun