Surabaya-Mungkin sebagian besar mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-Aws) pasti mengenal Ibu Nurtyasih Wibawanti Ratna Aminah, atau biasa disapa dengan nama Bu Nana. Terutama setelah beliau menerima predikat menjadi dosen tetap terbaik, pada acara wisuda ke-26 Stikosa-Aws yang diadakan pada Sabtu (26/11/22) di Dyandra Convension Hall.
Menjadi dosen yang terkenal killer dikalangan mahasiswa, Bu Nana justru sangat tidak menyangka dirinya mendapatkan predikat dosen tetap terbaik.
"Kalau ditanya kenapa saya bisa mendapatkan predikat dosen terbaik, saya juga tidak tahu. Saya yang jelas menjalankan tugas sebagai pendidik sesuai dengan bidangnya. Kalau dibilang untuk dosen terbaik sebenarnya banyak di sini (Kampus Stikosa), hanya edisi kali ini saja kebetulan saya. Saya juga tidak tahu kenapa" kata Bu Nana saat diwawancarai, Senin (28/11/22).
Mengawali karir sebagai penjual kosmetik selama enam tahun pada tahun 1986-1992, Bu Nana memutuskan bekerja sembari berkuliah di Stikosa-Aws, untuk mendapatkan gelar sarjananya. Sebab, dikala itu beliau akan melakukan pernikahan dan berjanji untuk membiayai kuliah adik-adik iparnya hingga lulus.
Setelah lulus sarjana pada tahun 1992 silam, Bu Nana memutuskan menghentikan usaha kosmetiknya dan melanjutkan karirnya sebagai salah satu staff Pegawai Negeri Sipil  (PNS) pada Balai Produksi Bahan Pelatihan Audio Visual (BPBPAV), Departemen Pekerjaan Umum (PU) hingga tahun 1995. Setelah berjalan beberapa waktu sebagai seorang PNS, Bu Nana merasa bahwa PNS bukanlah passion-nya, melainkan bisnislah passion-nya.Â
Namun, pada tahun 1994, suami dari Bu Nana yang kebetulan seorang dosen, mengajak BU Nana untuk menjadi tenaga pengajar di Universitas Dr. Soetomo Surabaya (UNITOMO). Karena pengajuan resign sebagai PNS membutuhkan waktu yang panjang, Bu Nana yang baru saja mengawalinya sebagai seorang dosen di UNITOMO, terpaksa bekerja rangkap sebagai seorang PNS. Hingga tahun 1995 Bu Nana resmi keluar dari tanggung jawabnya sebagai PNS. Kemudian Bu Nana mendapatkan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) pada tahun 1996, sebagai dosen tetap UNITOMO setelah dua tahun mengabdi.
Pada tahun 1998, Bu Nana kembali merintis bisnisnya dengan menjadi sales pelumas mesin, sembari menjalankan tanggung jawabnya sebagai dosen di UNITOMO. Banyak kritikan yang beliau dapat ketika menjadi seorang sales dikala juga memiliki jabatan seorang dosen di UNITOMO.
"Saat itu semua orang mengatakan gilani tidak menjaga harga diri dosen. Tapi saya hanya berpikir, selama tidak nyolong tidak masalah. Karena menjadi sales itu juga, saya bisa mengejar gelar S2 saya" Kata Bu Nana pada sesi wawancara Senin (28/11/22). Namun, setelah sekian lamanya menjadi seorang sales pelumas mesin, Bu Nana memutuskan untuk berhenti yang disebabkan oleh pandemi covid-19 kemarin.
Setelah menjadi dosen selama 18 tahun di UNITOMO, mulai dari 1994-2012, Bu Nana kemudian beranjak mejadi dosen di almamater lamanya, Stikosa-Aws. Mengajar mata kuliah dasar-dasar broadcasting jurnalistik, sinematografi, serta sosiologi komunikasi.Â
Masa pengabdiannya di Stikosa-Aws yang panjang sebagai dosen selama 10 tahun, dari tahun 2012 hingga sekarang menjadikannya sangat dikenali di kampus tersebut. Baik dikalangan dosen, maupun mahasiswa-mahasiswi yang setiap tahun harus ada yang keluar karena lulus dan ada yang masuk sebagai mahasiswa baru.