Minggu, 07 November 2021
Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani ( ) atau Syekh Nawawi al-Bantani (lahir di Tanara, Serang, 1230 H/1813 M - meninggal di Mekkah, Hijaz 1314 H/1897 M) adalah seorang ulama Indonesia bertaraf Internasional yang menjadi Imam Masjidil Haram. Ia bergelar al-Bantani karena berasal dari Banten, Indonesia. Ia adalah seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab, jumlah karyanya tidak kurang dari 115 kitab yang meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis. Dari beberapa kalam dan mutiara hikmah Syekh Nawawi Albantani terdapat dalam kitab Nashoihul Ibad.
Kelompok 22 KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan Ngaji Online pada hari Minggu, 7 November 2021 dengan Ustadz M. Ihtirozun Niam sebagai narasumber yang berlatar belakang Dosen FSH Uin Walisongo sekaligus pengajar YPMI Alfirdaus Semarang. Ngaji online pendidikan dan dakwah berbasis Walisongo ini mengangkat judul "Mutiara Hikmah Syekh Nawawi Albantani dalam kitab Nashoihul Ibad" . Kajian ini diikuti oleh kurang lebih 50 peserta baik dari dalam maupun luar Uin Walisongo Semarang
Kajian online ini di moderatori oleh syarifah khalda fathin Alhabsyi yang merupakan anggota kelompok 22 KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang yang sangat semangat berpartisipasi dalam acara . Â Kajian ini berjalan dengan Master of ceremony (MC) oleh Dwi Septia yang merupakan anggota KKN RDR 77 kelompok 22 UIN walisongo Semarang. Ustadz M. Ihtirozun Niam dengan panggilan akrab Ustadz Izun selaku narasumber menyampaikan materi mengenai beberapa kalam atau mutiara hikmah syekh Nawawi albantani yang dibahas dalam kitab Nashoihul Ibad .
Syarifah khalda selaku moderator acara ini mengatakan bahwasannya acara ini sangat menarik dan bermanfaat karna dapat mengambil hikmah dari kalam syekh Nawawi untuk memperbanyak ibadah serta tidak memandang hina makhluk kecil . seperti salah satunya " kita tidak tau ibadah apa yang diterima oleh Allah maka dari itu dituntut untuk memperbanyak ibadah dan tidak memandang hina makhluk kecil karna bisa saja dengan kita menyayangi makhluk kecil dan hina disitu terdapat keridhoan Allah kepada kita . Kajian seperti ini dapat memberi sebuah pelajaran kehidupan kepada peserta" .ujarnya.
Salah satu peserta Aditya Arisandi IPNU NM mengungkapkan kesannya setelah mengikuti acara Ngaji online ini Kesan nya "cukup banyak mulai dari menambah relasi untuk jaringan silaturahim, menambah ilmu,waktu yang lebih bermanfaat akan tetapi ada yg lebih berkesan yaitu cara penjelasan beliau yg detail dan gamblang untuk bisa memahamkan audiens dimana beliau bisa menyesuaikan dengan kondisi audiens jadi saya merasa enjoy gtu mendengarkannya" .
Serta Aditya berharap Bisa diperluas lagi info terkait ngaji seperti ini " Pesannya bisa diperlua lagi karna budaya ngaji zaman sekarang seolah mulai terasa basi di hati para pemuda-pemudi padahal Marwah/ruh orang Islam apalagi NU kan ngaji" . Tutur nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H