La Nyalla Mattalitti sebagai ketua PSSI. Sebut saja seperti adanya dualisme kepemimpinan sepak bola nasional yakni Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) vs Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Implikasinya juga ada dua liga yang bergulir waktu itu yakni Indonesia Super League (ISL), dan Liga Primer Indonesia (LPI).
Persepakbolaan Indonesia telah mengalami masa-masa yang sulit selama beberapa tahun terakhir, dengan beberapa peristiwa yang terjadi di bawah pimpinanPSSI sebagai satu-satunya organisasi yang bertanggung jawab atas sepak bola Indonesia, tentu tidak boleh jatuh ke jurang yang sama seperti dahulu kala. Yakni seperti adanya dualisme pengelolaan sepak bola Indonesia dan juga dua liga yang bergulir. Pertaruhannya tentu kualitas sepak bola Indonesia yang tidak kunjung membaik di tingkat Asia, atau bahkan di tingkat Asia Tenggara.
Individu yang Berkompeten
Seolah tidak berlebihan jika mengatakan salah satu masalah utama yang dihadapi PSSI adalah kurangnya kompetensi dari para pemimpinnya. Ini dapat dilihat dari sejarah kelam pengelolaan PSSI yang amburadul.
Dalam beberapa tahun terakhir, PSSI telah mengalami masalah yang cukup serius seperti yang sudah disinggung di atas. Dan herannya lagi ada sosok yang dulu membuat gaduh sepak bola Indonesia, sampai dunia sepak bola kita dijatuhi sanksi oleh FIFA, kembali maju pada KLB PSSI 2023.
Selain itu, PSSI juga dianggap tidak mampu meningkatkan kualitas sepak bola di Indonesia. Tim nasional Indonesia selalu kalah dalam pertandingan internasional, dan klub-klub domestik juga kurang kompetitif di kancah regional. Beberapa orang menyalahkan PSSI karena dianggap tidak memperhatikan pengembangan sepak bola di tingkat dasar dan tidak memberikan dukungan yang cukup bagi klub-klub domestik.
Dalam kondisi seperti ini, penting bagi PSSI untuk memastikan bahwa para pemimpinnya memiliki kompetensi yang cukup untuk mengelola sepak bola di Indonesia dengan baik. Ini bisa dilakukan dengan memastikan bahwa para pemimpin PSSI memiliki latar belakang yang sesuai dengan sepak bola, dan memiliki pengalaman dalam mengelola organisasi olahraga atau sepak bola.
Selain itu, PSSI juga harus memberikan pelatihan dan pendidikan yang cukup bagi para pemimpinnya, agar mereka dapat mengelola sepak bola di Indonesia dengan baik. Dengan demikian, PSSI dapat meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dan meningkatkan kompetitivitas tim nasional dan klub-klub domestik di kancah regional.
Sudah semestinya PSSI harus dipimpin oleh orang yang berkompeten agar dapat meningkatkan kualitas sepak bola yang menjadi olah raga sejuta umat di negeri ini. Dan yang juga tidak kalah penting yakni meningkatkan kompetitivitas tim nasional dan klub-klub domestik di kancah regional. Tanpa pemimpin yang kompeten, PSSI akan terus mengalami masalah yang sama berulang kali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H