Membangun sepak bola Indonesia yang kuat tidak bisa instan. Butuh langkah-langkah besar dan menerobos berbagai kejumudan yang bahkan sudah mengakar. Kuncinya terletak pada organisasi yang mewadahinya, sebut saja Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Sosok Erick Thohir tentu menjadi berkah tersendiri bagi bangsa Indonesia, khususnya untuk membangun sepak bola tanah air lebih kuat lagi. Pengalaman memimpin dan membidani olahraga sudah banyak ditulis di media massa. Bahkan perjalanan hidupnya menjadi inspirasi banyak orang.
Sejauh ini sosok ini terus menempa diri dan dipercaya menjadi pemimpin dalam berbagai perhelatan Internasional oleh Presiden Jokowi. Bahkan sebuah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dipercayakan kepada dirinya menuai banyak kekaguman dari publik. Tidak lain karena Erick Thohir mampu merubah wajah BUMN lebih baik dan berkinerja positif.
PSSI Butuh Sosok Erick Thohir
PSSI didirikan pada tahun 1930 dengan tujuan untuk mengembangkan sepak bola di Indonesia. Asosiasi ini bergabung dengan badan sepak bola dunia, FIFA, pada tahun 1952, kemudian dengan badan sepak bola Asia, AFC, pada tahun 1954.
Sebagai sebuah organisasi, PSSI dapat dikatakan sudah tua dan memiliki perjalanan panjang. Sehingga jika berkaca pada umur, sudah seharusnya pelembagaan organisasi di tubuh PSSI sangat kuat.
Faktanya tidak demikian. Asosiasi yang berwenang untuk mengatur sepak bola di Indonesia sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, kerap kali melakukan Kongres Luar Biasa (KLB). Tercatat sudah sembilan (9) kali PSSI melaksanakan KLB dalam satu dekade. Ini membuktikan bahwa ada soal yang tidak baik-baik saja di tubuh PSSI.
Pada titik inilah kepemimpinan Erick Thohir dibutuhkan dalam tubuh PSSI. Sebab organisasi memerlukan pemimpin yang mumpuni untuk mewujudkan cita-cita. Dan tidak dapat dipungkiri harus orang yang berpengalaman dan memiliki strategi yang baik yang dapat mengelolanya.
Sosok Erick Thohir memang sudah tidak asing lagi dalam dunia olahraga. Sederet klub baik di dunia sepak bola dan basket sudah dibesarkan. Sehingga dari tangan dingin dia diharapkan perbaikan PSSI secara organisasi terlahir kembali. Sekaligus dapat mewujudkan sepak bola Indonesia yang berkualitas.
Penulis melihat PSSI ke depan segera berbenah. Mulai dari visi dan misi yang jelas untuk pengembangan sepak bola di Indonesia, serta memilih strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh sebab itu seorang pemimpin di PSSI harus memiliki kemampuan memimpin yang baik, dengan mampu mengatur dan mengarahkan anggota organisasi untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama.
