Mohon tunggu...
Karimatun nisa
Karimatun nisa Mohon Tunggu... Guru - Amatiran

Gak nulis,, galau lah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rintik Rasa

20 Januari 2022   20:50 Diperbarui: 20 Januari 2022   21:29 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tatapan sendu yg dilamunkannya terdiam.
Tak menyapa rerumputan yang bergerak gemulai, malambai pada angin yg tekekeh.
Hanya terpaku pada tanah basah yang dimandikan hujan siang tadi.
Menikmati dunia lain yg dibuat oleh khayalannya, suara manusia disekitar menggongong, tapi tak juga menyadarkan.
Apakah begitu menyenangkan?
Aku tahu, tatapan itu sedang mengurai sesuatu..
Tess.. air?
Pada akhirnya harus terjatuh..
Membuat tatapannya tenggelam dalam.
Oh, inilah hal yg mengusik itu.
Haruskah..? Haruskah kubuatnya terhenti.?
Tapi biarlah, terkadang alam tak memaksa kita untuk merengkuh.
Biarlah tatapan itu menyampaikan maksudnya sendiri.
Pada melody dingin yang beralun diangkasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun