Muhammad Iqbal namanya. Adalah seorang penyair terkenal yang ada, yang telah menyajikan sejumlah puisi yang disajikan dalam pencampuran antara nilai-nilai filosofis, etika, dan estetika dalam sebuah paduan. Beliau lahir di Sialkot, Punjab, India. Ia adalah seorang jenius yang pada tahun 1930 terpilih sebagai Presiden Liga Muslim. Ia adalah perwakilan dari negara India untuk menjadi delegasi konferensi meja bundar di london. Tahun 1932, ia mewakili dalam menghadiri konferensi islam di yerussalem. tahun 1933, Iqbal diundang ke Afganistan untuk memusyawarahkan tentang pembentukan Unviersitas Kabul.
buku-buku yang telah ia ciptakan adalah : 'Ilm al-Iqtishad, The development of methaphysic in persia : a contribution to the history of muslim philosophy, Asrari khudi (Rahasia Pribadi), Rumuz'i bekhudi (Rahasia peniadaan dini), Payam'i Misyriq (sebuah pesan dari timur), Bang'i Dara (genta lonceng)
dalam buku ciptaannya "The Recontruction Of Religious Trough In Islam", ia memiliki ide-ide dalam pengelompokan pembaharuan yang telah dikelompokkan dalam beberapa kelompok, yaitu : Reformasi pemahaman, Pemikiran dalam islam, Pembaharuan sosial, Pemikiran dalam bidang politik. Didasari oleh pemahaman sentralnya, ia memiliki kesimpulan bahwa demokrasi adalah cita-cita politik yang paling mendalam dalam islam. Sistem demokrasi bisa dianggap berhasil apabila masyarakat negaranya bisa tunduk dengan peraturan negara yang didasari dengan ketundukannya atas agama. Demi mewujudkan keinginan tersebut, maka diperlukan seorang tokoh yang dapat mengemban amanahnya, yaitu seorang kepala.
Pemahaman Dinamisme Islam menurut Iqbal yaitu dorongan terhadap umat islam supaya bergerak dan tidak tinggal diam. ia lebih memilih orang kafir yang aktif kreatif daripada orang muslim yang suka tidur. sehingga ia menyerukan kepada umat muslim agar menyerukan dan bergerak untuk berjihad di jalan agama. Pandangan politik menurut Iqbal adalah sistem yang gigih menentang nasionalisme yang mengedepankan sentimen etnis dan kesukuan.
Dalam buku karyanya Political Through In Islam, menyebutkan bahwa cita-cita politik islam adalah terbentuknya suatu bangsa yang lahir dari peleburan atau penjajahan sebuah ras. Iqbal berpendapat bahwa setiap muslim memerlukan komunitas Islam untuk perkembangannya. Perilaku yang diajarkan oleh agama islam dapat dijadikan etika pribadi yang terpisah dari lingkup sosiopolitik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H