Mohon tunggu...
Karida Salim
Karida Salim Mohon Tunggu... Dokter - Seorang Dokter yang memiliki minat menulis

Seorang dokter yang menulis untuk membagikan pengalaman dan katarsis diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis di Atas Bukit

29 Juli 2024   06:07 Diperbarui: 29 Juli 2024   06:44 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Maya, kenapa kamu selalu datang ke bukit ini setiap hari?" tanya Arman suatu sore, saat mereka duduk di bawah pohon besar.
Maya menatap langit yang mulai berubah warna menjadi jingga. "Aku sedang menunggu kakakku, Raka. Dia pergi merantau beberapa tahun lalu dan belum pernah kembali. Aku selalu berharap bisa melihatnya datang dari kejauhan."
Arman menatap wajah Maya. "Apakah kamu yakin dia akan kembali?"
"Aku tidak tahu," jawab Maya lirih. "Tapi aku harus percaya. Jika tidak, aku tidak tahu bagaimana caranya bertahan."
********
Maya seorang gadis yang tinggal di sebuah desa kecil yang terletak di kaki bukit. Setiap hari, Maya mendaki bukit yang menjulang tinggi di belakang desanya. Bukit itu tidak hanya menjadi tempat favorit Maya untuk menghabiskan waktu, tetapi juga menyimpan kenangan indah masa kecilnya bersama sang kakak, Raka. Dulu, mereka sering bermain di puncak bukit, mengamati burung-burung yang terbang bebas dan bermimpi tentang masa depan.
Namun semua berubah ketika Raka memutuskan untuk pergi merantau. Ia ingin mencari kehidupan yang lebih baik di kota besar, meninggalkan Maya dan orang tua mereka dengan janji bahwa suatu hari nanti ia akan kembali. Hari demi hari berlalu, bulan berganti tahun, namun Raka tak pernah kembali. Kabar tentangnya pun seakan hilang ditelan bumi. Maya tetap setia menunggu di bukit, berharap bisa melihat sosok kakaknya kembali dari kejauhan.
Suatu hari Arman pindah ke desa tersebut. Arman seorang pemuda pelukis yang mencari inspirasi dari keindahan alam. Ketika berjalan-jalan di sekitar desa, ia sering melihat Maya duduk di bawah pohon besar di puncak bukit, memandang jauh ke cakrawala. Arman merasa ada sesuatu yang istimewa tentang gadis itu, dan ia memutuskan untuk mengenalnya lebih dekat.
Dengan hati-hati, Arman mulai mendekati Maya. Pada awalnya, Maya sangat tertutup dan enggan berbicara. Namun ketulusan dan kesabaran Arman perlahan-lahan meluluhkan hati Maya. Mereka mulai berbicara tentang banyak hal, dari keindahan alam hingga mimpi-mimpi mereka. Arman menceritakan tentang perjalanan hidupnya sebagai seorang pelukis dan Maya menceritakan kenangan masa kecilnya bersama Raka.
Arman merasa tersentuh oleh ketulusan dan keteguhan hati Maya. Ia memutuskan untuk membantu Maya menemukan kakaknya. Bersama-sama, mereka mulai mencari informasi tentang Raka, bertanya kepada penduduk desa dan menghubungi teman-teman lama Raka yang mungkin mengetahui keberadaannya.
Pencarian mereka tidaklah mudah. Banyak sekali jalan buntu dan harapan yang pupus. Namun setiap kali Maya merasa putus asa, Arman selalu ada di sampingnya, memberinya kekuatan untuk terus melangkah.
Suatu hari mereka mendapatkan petunjuk dari seorang pria tua yang pernah bertemu dengan Raka di sebuah kota kecil di luar desa. "Aku ingat dia," kata pria tua itu. "Dia bekerja sebagai tukang kayu di sana. Tapi itu sudah lama sekali."
Dengan semangat baru, Maya dan Arman pergi ke kota kecil tersebut. Mereka mencari Raka di setiap bengkel kayu yang mereka temui, bertanya kepada setiap orang yang mungkin mengenalnya. Akhirnya di sebuah bengkel kayu yang sederhana, mereka menemukan seorang pria yang mengenali Raka.
"Ya, aku kenal Raka," kata pria itu. "Dia bekerja di sini beberapa tahun lalu, tapi kemudian dia pergi. Dia bilang ingin kembali ke desanya."
Maya merasakan harapan yang begitu besar. "Kapan terakhir kali Anda melihatnya?"
"Sekitar setahun yang lalu," jawab pria itu. "Dia bilang akan pulang untuk menemui keluarganya."
Maya dan Arman kembali ke desa dengan hati yang penuh harapan. Setiap hari Maya terus mendaki bukit, berharap melihat sosok kakaknya dari kejauhan. Arman tetap setia menemani Maya, memberikan dukungan dan semangat.
*******
Pada suatu senja yang indah, ketika langit berwarna jingga dan angin berhembus lembut, Maya melihat sosok yang sangat dikenalnya berjalan mendekat dari kejauhan. Itu adalah Raka. Dengan air mata kebahagiaan, Maya berlari menghampiri kakaknya dan memeluknya erat.
Raka menjelaskan bahwa ia mengalami banyak kesulitan dalam perjalanan pulangnya. Namun, cintanya kepada keluarga dan kerinduannya pada kampung halaman selalu memberinya kekuatan untuk terus berjalan.
Pertemuan kembali Maya dengan Raka adalah momen yang sangat mengharukan. Mereka berbicara tentang banyak hal, mengenang masa lalu dan merencanakan masa depan. Arman yang selalu berada di sisi Maya, merasa bahagia melihat kebahagiaan di wajah gadis itu.
Hari-hari berikutnya, Maya tidak lagi sendirian di atas bukit. Ia selalu ditemani oleh Raka dan Arman. Mereka berbagi cerita, tawa dan kebahagiaan di bawah pohon besar yang menjadi saksi bisu penantian panjang Maya.
Maya tidak lagi hanya menatap cakrawala dengan penuh harapan. Sekarang ia menatap masa depan dengan keyakinan dan kebahagiaan. Gadis di atas bukit telah menemukan kembali orang yang ia cintai, dan bersama Arman, ia memulai babak baru dalam hidupnya, penuh dengan harapan dan mimpi yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun