Di era modern ini, isu sampah dan pengelolaan limbah telah menjadi masalah global yang dialami oleh seluruh negara di dunia tidak terkecuali Indonesia. Sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan, tidak disukai, tidak berguna, atau dibuang yang berasal dari aktivitas manusia maupun alam. Sampah-sampah tersebut akan bertambah banyak hingga menjadi timbunan sampah jika tidak dikelola dengan baik. Timbunan sampah dunia mengalami peningkatan angka yang signifikan. Bank Dunia memperkirakan pada 2025, produksi sampah yang dihasilkan kota-kota besar di dunia meningkat hingga 2,2 miliar setiap tahunnya. Negara-negara berkembang yang tergabung di dalam Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) berperan sebagai penyumbang sampah terbesar di dunia, dimana penimbunan sampah yang dihasilkan mencapai 572 juta ton per tahun dengan rentangan nilai perkapita 1,1 sampai 3,7 kilogram setiap orang per harinya (Dwipayanti, 2020). Hal itu dapat dibuktikan dari jumlah sampah yang Indonesia hasilkan setiap tahunnya, yaitu sebanyak 67,8 juta ton sampah.Â
Sangat disayangkan Indonesia masuk kedalam 5 negara di dunia yang paling banyak menghasilkan sampah. Sampah yang paling banyak ditemukan adalah sampah rumah tangga. Sekitar 36% sampah rumah tangga dihasilkan setiap tahunnya, yang biasanya terdiri atas sampah plastik sekali pakai dan sampah sisa makanan atau sampah organik. Hal ini tentunya bukan merupakan suatu pencapaian yang positif dan layak dibanggakan namun justru sebaliknya. Keadaan ini sangat memprihatinkan karena bumi tempat kita tinggal dapat terkena dampaknya, yaitu pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan banyak terjadi akibat ketidakpedulian kita terhadap pengelolaan sampah. Banyak sekali oknum-oknum diantara kita yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya sehingga membuat lingkungan lama kelamaan menjadi tercemar.Â
Dalam mengatasi permasalahan sampah tersebut tentunya kita sebagai individu harus memiliki kesadaran untuk mengolah sampah dengan baik. Pengolahan sampah adalah suatu bentuk untuk mengurangi timbunan sampah atau merubah bentuk sampah menjadi lebih bermanfaat, yaitu pembakaran, pengomposan, penghancuran, pengeringan, dan pendaur ulangan (Amalia & Putri, 2021). Tidak perlu muluk-muluk untuk mengolah sampah dalam skala besar, namun pengolahan sampah dapat dimulai dari diri kita sendiri. Mulailah dari sampah yang kita hasilkan sebagai individu dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara efektif dalam mengelola sampah dan limbah rumah tangga agar dapat mewujudkan lingkungan yang bersih dan hijau.Â
-
Memilah sampah
Langkah awal dalam mengolah sampah dapat dilakukan dengan memilah sampah yang akan kita buang. Memilah sampah merupakan kegiatan pemisahan dan pengelompokan sampah berdasarkan jenis, sifat, maupun jumlahnya. Dalam kasus ini, mulailah memilah sampah berdasarkan jenisnya. Seperti yang kita ketahui, sampah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan, dan manusia. Sementara, sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan non hayati seperti plastik, kertas, logam, dan kaca sehingga sulit untuk diurai. Akan lebih baik sebelum kita membuang sampah, kita memilah sampah berdasarkan jenisnya dahulu sehingga memudahkan untuk mendaur ulang sampah tersebut.
Mengurangi penggunaan plastik
Penggunaan plastik di Indonesia sudah mencapai tahap yang memprihatinkan bahkan Indonesia menduduki peringkat kedua setelah China sebagai penghasil sampah plastik terbanyak di dunia. Â Kemasan plastik bahkan mendominasi dunia perindustrian Indonesia yang dapat dilihat dari penggunaan plastik pada kemasan makanan. Selain itu, Belakangan ini, plastik telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari manusia. Kita sering melihat dan menggunakan plastik sebagai kantong untuk membawa barang bawaan saat kita berbelanja di minimarket. Bayangkan saat kita satu hari pergi ke minimarket berkali-kali untuk membeli sesuatu dan menggunakan plastik untuk membawanya, berapa banyak limbah plastik yang dihasilkan. Akan tetapi, penggunaan plastik di minimarket sekarang sudah mulai dikurangi dan mulai tergantikan dengan tas belanja yang lebih ramah lingkungan. Hal tersebut merupakan langkah awal yang baik untuk mulai mengurangi penggunaan plastik.
Mendaur ulang sampah
Pada dasarnya sampah memang sesuatu yang menjijikan, namun jika kita sebagai suatu individu mengetahui bagaimana cara mengelola sampah dengan benar maka sampah tersebut akan menjadi sesuatu yang memiliki harga. Seperti halnya sampah plastik yang sulit terurai, tetapi jika diolah kembali menjadi barang baru misalnya tas, dompet, dan daur ulang plastik kembali maka hal itu dapat menguntungkan bagi kita sebagai individu maupun bagi lingkungan tempat kita tinggal. Selain sampah plastik, sampah organik juga dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos maupun ekoenzim. Pupuk kompos sangat berguna untuk bercocok tanam menggantikan pupuk kimia yang dapat mencemari tanah serta ekoenzim juga dapat menjadi pupuk organik dan dapat digunakan sebagai cairan pembersih menggantikan sabun yang berbahan kimia. Mendaur ulang sampah merupakan salah satu solusi yang efektif dalam menanggulangi limbah rumah tangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H