Bike to Hajatan
Usai Lebaran, tak hanya semarak dengan berbagai kegiatan silaturahmi Halal bihalal, tapi bulan Syawal itu identik dengan musim pernikahan. Banyak teman-teman pesepeda yang melangsungkan pernikahannya usai Lebaran, dan setiap memenuhi undangannya saya selalu  menuju lokasi hajatan dengan bersepeda.
Â
Sejak belasan tahun lalu, saya mengupayakan bersepeda ke hampir semua aktivitas apa pun, kemana pun dan di mana pun, selama masih memungkinkan dan terjangkau, salah satunya adalah memenuhi undangan dengan bersepeda menuju ke tempat hajatan atau resepsi.
Hal itu dilakukan sebagai langkah sederhana dalam gerakan kampanye dan motivasi bersepeda kemana saja #biketokamanawae untuk mengurangi persoalan lingkungan dan transportasi yaitu polusi udara, suara, dan kemacetan.
Jarak yang ditempuh bervariasi dengan penggunaan dresscode disesuaikan, jika jarak pendek langsung menggunakan pakaian rapi dari rumah, tapi jika agak jauh dari rumah menggunakan setelan bersepeda biasa, lalu saat tiba  dilokasi tujuan ganti baju yang sesuai, kecuali jika yang punya hajat tidak keberatan dengan penggunaan jersey sepeda atau seragam komunitas.
Saya beberapa kali bersepeda ke tempat hajatan pernikahan teman pesepeda yang jaraknya lumayan jauh dari Kota Bandung yaitu ke daerah Cihampelas, Cililin kurang lebih berjarak 25 kilometer, dan Sodong, Padalarang berjarak sekitar 22 kilometer, keduanya berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Di kedua hajatan pernikahan teman pesepeda tersebut, dari rumah menggukan celana dan kaos sepeda, lalu saat di lokasi ganti pakaian yang sesuai.
Satu lagi, saat mememenuhi undangan pasangan suami istri pesepeda legend dari Cimahi yang menggelar hajatan mulung mantu atau syukuran pernikahan putra pertamanya di Padalarang. Disini saya menggunakan kaos sepeda.