DIÂ moment Ramadan dan Lebaran tahun ini saya tidak melaksanakan gowes mudik dari Bandung menuju Purwakarta, dikarenakan kondisi fisik yang kurang fit sehingga tidak memungkiknkan untuk melakukannya.
Perjalanan bersepeda dari Bandung ke Purwakarta itu lebih tepatnya disebut gowes jarak jauh saja, karena bisa ditempuh seharian. Apalagi sebenarnya Purwakarta bukanlah tempat kelahiran atau kampung halamanku, hanya merupakan tempat pindahan dimana tiga kakak beserta kelaurganya kini berada.
Konon, yang namanya gowes mudik itu salah satu rule nya adalah jarak yang ditempuhnya itu lebih jauh ratusan hingga ribuan kilometer, dan dilalui sampai berhari-hari, misal Bandung -- Jogjakarta, Jakarta -- Surabaya, dan Lampung -- Semarang.
Dalam kesempatan reportase arus mudik 2022 dan reportase arus balik 2022 ini, saya akan sedikit bercerita pengalaman perjalanan saya melakukan gowes mudik dari Bandung ke Purwakarta beberapa tahun ke belakang sebanyak 4 kali berikut menyampaikan suasana lalu lintasnya melalui jalur yang kini bukan lagi jalur arus mudik dan balik yang ramai dan padat merayap.
Ya, jalur Bandung -- Purwakarta dari mulai Padalarang, Cikalong, Panglejar, Darangdan, Cianting, Sukatani, dan Ciganea ini dulunya adalah jalan utama arus dari Bandung menuju Purwakarta, Cikampek, Karawang, Bekasi, dan Jakarta atau sebaliknya.
Semua kendaraan dari mulai kendaraan pribadi, motor, angkutan umum, bus, elf, truk dan lain-lain berseliweran dan tumplek memadati jalan yang terkenal cukup ekstrim tersebut, karena banyak kelokan tajam, variasi nanjak mudun, rawan kecelakaan dan bencana alam, serta  di kanan kirinya adalah kawasan yang lumayan curam
Kendati demikan, jalur itu merupakan jalur yang sedikit mengurai ketegangan dan kelelahan selama perjalanan karena menyuguhi pemandangan alam yang menghijau nan memukau seperti perkebunan teh, hutan karet, perbukitan dan sebagainya serta beberapa tempat untuk istirahat sambil menikmati aneka kulinaran  dan ole-ole khas sepanjang daerah yang dilalui. .
Namun sejak beroperasinya jalan tol Cikampek -- Purwakarta -- Padalarang (Cipularang) tahun 2005, kondisi kepadatan di jalur tersebut berangsur-angsur menurun tajam, arus lali lintas pun relatif lancar karena sebagian besar kendaraan pribadi,bus dan truk beralih ke jalan tol.
Kondisi tersebut juga telah mematikan sebagian besar para Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di pinggir-pinggir jalan seperti rumah makan, warung sembako. toko ole-ole dan lain-lain, meski beberapa masih ada yang tetap bertahan hingga sekarang dengan mengandalkan seadanya yang melintas.