JIKA memasuki bulan Ramadan, salah satu yang tergambar adalah sejuta kenangan suasana ramadan saat saya masih anak-anak antara tahun 70an sampai dengan  80an di Bandung. Ada ragam cerita terukir yang selalu teringat hingga sekarang, terutama saat tradisi ngabuburit atau ngabeubeurang.
Dalam kesempatan di Tebar Hikmah Ramadan (THR) 1443 H Kompasiana tahun ini, saya ingin sekedar berbagi sebagian dari cerita kenanangan Ramadan di masa kecil ku itu. Sebenarnya tak ada hal yang istimewa, biasa saja, ini hanya hiburan semata bagi saya sendiri dan  yang berkenan menyimaknya.
Bersepeda Ngabuburit ke Taman Ganesha
Taman Ganesha yang terletak di sebrang pintu masuk utama Institut Teknologi Bandung, merupakan salah satu taman kota peninggalan zaman Belanda dan sudah berusia 100 tahun lebih, hingga saat ini kondisinya terawatt cukup baik. Sejak dulu, menjadi taman publik terutama saat ngabuburit, seperti untuk bermain, membaca, ngobrol, dan bersepeda.
Suatu hari, bersama tiga teman Sekolah Dasar (SD) saya bersepeda ngabuburit ke sana. Berangkat dari siang hari usai salat Dzuhur. Kami dikejar doggy, saat berada Jalan Tamansari yang kondisinya redup cenderung gelap karena tertutup rimbunan pohon-pohon pelindung yang tumbuh di sisi kiri kanan sepanjang jalan.
Kejaran doggy tersebut sontak membuat kami kaget dan panik, lalu mengayuh sepeda dengan cepat dan grasa- grusu. Namun demikian kami tetap  bisa tertawa-tawa meski tiba di taman dengan ngos-ngosan. Nyaris membatalkan puasa karena kehausan, apalagi saat salah satu temanku yang non muslim minum air. Tapi Alhamdulilah, kami tetap bisa menahan hingga tiba waktunya buka di rumah masing-masing.
Ngabeubeurang di Boulevard Jalan Pasteur
Masih terkait aktivasi di taman saat Ramadan, taman Boulevard Jalan Pasteur  juga merupakan taman peninggalan masa lalu yang berusia ratusan tahun. Di Era 70an hingga 90an awal, menjadi sentra tempat masyarakat sekitar terutama anak-anak dan remaja ngabeubeurang ( aktivitas yang dilakukan sejak pagi usai sahur dan ibadah Subuh hingga menjelang siang).
Seperti yang lainnya, saya disana untuk sekedar nongkrong, main seluncur papan roda laher, atau berkelompok jalan kaki menyusuri boulevard sepanjang jalan Pasteur, dari Cihampelas hingga Pasir Kaliki, dan terkadang ke Jalan Sukajadi mengelilingi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), melalui Jalan Eikman dan kembali ke Jalan Cihampelas.