JUJURÂ saja, istilah Cancel Culture masih asing di telinga saya, karena memang saya tidak mengikuti dan memperhatikan perkembangannya, bahkan bisa dikatakan tak mau tahu jika selama ini ada sebuah semacam tindakan hukum masyarakat secara digital terhadap seseorang terutama publik figure yang telah melakukan kekeliruan.
Setelah saya membaca dan memahami definisi dari istilah tersebut serta tahu seiring ramainya pemberitaan seorang artis berinisial SJ yang pernah melakukan kesalahan fatal dan kini sudah keluar bebas dari penjara, akan tetapi mendapat respon beragam dari masyarakat.
Saya bukanlah penonton berita yang menyangkut soal selebritis atau artis seperti info teitment, tapi menurut kabar pemberitaan yang saya dengar, keluarnya artis tersebut sebagian masyarakat ada yang menyambut dengan gembira, tapi ada pula yang tiba-tiba merasa resah terkait riwayat prilaku artis tersebut dengan membuat petisi "memblokir" reputasinya di masa depan.Â
Saya juga sebenarnya tidak pernah mengikuti perkembangan berita terutama yang menyangkut persoalan para selebritis, jangankan artis SJ yang tersangkut kasus pelecehan, artis-artis yang pernah tersangkut kasus narkoba, video mesum, penipuan dan lain-lain, saya bersikap masa bodo, mau dia dipenjara atau tidak, mau dia tenggelam atau pun tidak reputasinya, bukan urusan saya, dan yang pasti bukan beban buat hidup saya.
Terkait adanya sebagian masyarakat yang memberi tindakan Cancel Culture terhadap SJ, menurut hemat saya sangatlah tidak adil jika hanya SJ saja yang diperlakukan seperti itu. Apa kabar dengan seorang vocalist band yang dipenjara karena tersangkut kasus vidio mesum yang kemudian setelah keluar penjara jutaan masyarakat malah mengelu-elukannya atau artis yang bermasalah dengan narkoba malah dijadikan duta kampanye anti narkoba??
Saya tidak bermaksud membela atau menghujat siapa-siapa, tapi yang jadi pertanyaan adalah apa karena kasusnya berbeda? Padahal itu sama-sama sebuah kekeliruan fatal yang dilakukan oleh selebritis dan berdampak buruk pada masyarakat luas.
Jadi, kita kembali kepada sisi kemanusiaan bahwa suatu saat orang akan berubah menjadi lebih baik, kita tidak pernah tahu kedepan orang yang pernah berbuat keliru tersebut mendapat hidayah atau petunjuk dari Sang Pencipta.
Ketika ada publik figure yang telah berbuat keliru dan di penjara, pada saat sudah terbebas sebaiknya masyarakat untuk lebih mendorong yang bersangkutan agar tidak mengulangi perbuatannya dan menjadi orang lebih baik lagi.
Dengan masyarakat tahu prilaku buruknya dan dipenjara karena prilakunya tersebut sebenarnya sudah menjadi terapi shock atau efek jera buat yang bersangkutan, kalau pun setelah bebas dia melakukan hal yang sama, berarti kwalitas hidupnya memang seperti itu, dan reputasinya akan hancur dengan sendirinya tanpa harus susah payah diperlakukan cancel culture .
Setiap orang punya hak dan kesempatan untuk berubah lebih baik, mari jangan sok-sok an menghakimi mereka, apalagi hanya sekedar ikut-ikutan tanpa menyadari bisa jadi kita lebih buruk dari meraka. Biarkan mereka menjalani hidupnya kedepan, semoga mereka berupaya untuk memperbaiki kekeliruan yang telah dilakukannya.