Sejatinya, bersepeda merupakan salah satu bentuk perlawanan ketergantungan kita terhadap penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil, sebuah solusi tanpa polusi untuk lingkungan yang lebih baik, apalagi jika sepeda digunakan untuk sarana transportasi ativitas sehari-hari, ke tempat kerja, ke kampus, ke sekolah, ke pasar, ke tempat ibadah dan sebagainya.
Perkembangan zaman dan peralihan penggunaan kendaraan bermotor telah menggerus kebiasaan  sejak dulu penggunaan sepeda untuk aktivitas sehari-hari, seperti jasa pengantaran, pedagang sayuran, jamu, usaha perniagaan, hingga loper koran,
Dewasa in, meski secara kuantitas belum menunjukan jumlah yang menggembirakan, tapi masyarakat pengguna sepeda harian mulai meningkat, setidaknya ada banyak masyarakat mulai sadar kembali akan pentingnya lingkungan yang bisa dinikmati dengan nyaman.
Sayangnya, kondisi tersebut tidak diimbangi kebijakan pemerintah terkait transportasi cenderung lebih pro kepada kendaraan yang justru telah menumbuhkan kemacetan dan polusi di mana-mana tanpa mampu memberi  iklim investasi yang kondusif buat transportasi publik.
Sebagian besar masyarakat terus terkepung oleh persoalan  kemacetan, yang dilakukan hanya mengeluh bahkan mencaci, sementara tanpa menyadari bahwa mereka sendiri menjadi bagian dari yang berkontribusi  terhadap persoalan tersebut dengan menggunakan kendaraan yang tidak efisien dari pemanfaatan ruang transportasi.
Untuk itulah, kepada masyarakat yang masih ketergantungan terhadapa kendaraan, sudah saatnya keluar dari kungkungan keterasingan diri dalam kendaraan, gunakan sepeda untuk mobilitas sambil berinteraksi sosial. Garasikan kendaraanmu, apa pun aktivitasnya, bersepedalah!, Â
"Hari Yang Bike" merupakan tema Bike to Work Day saat ini sebagai bentuk semangat, apapun ujian yang kita alami sebagai anak bangsa, sebagai bagian umat manusia dunia, sekaligus sebagai sebuah spirit dalam kampanye membangun masyarakat budaya bersepeda ke berbagai aktivitas apa saja, khususnya bersepeda ke tempat kerja.