MEMASUKI usia yang ke-76 Hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia, bangsa ini masih masih diliputi berbagai persoalan yang tiada habisnya apalagi hingga saat ini pandemi covid-19 belum menunjukan akan musnah dari muka bumi ini.
Terlepas persoalan tersebut, menjelang Hari Kemerdekaan masyarakat selalu menyambut gembira dan memperingatinya dengan berbagai cara dari mulai do'a dan renungan bersama, karnaval, perlombaan ragam olah raga dan permaianan, pertunjukan hiburan, bazaar dan sebagainya dengan diawali pemasangan bendera merah putih, umbul-umbul, dan pengecatan sejak minggu pertama bulan Agustus.
Tak terkecuali dengan pubkik pesepeda, melalui hobinya yang sederhana mereka menunjukan rasa kecintaan, kebanggaan, dan nasionalisme yang tinggi dengan cara tersendiri dan khas dalam menghormai terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka sudah bertahun-tahun melakukannya.
Kegiatannya pun beragam, dari mulai melakukan bersepeda bersama (konvoi) rute di perkotaan atau jejak kemerdekaan. Para peserta konvoi biasanya menggunakan atribut perjuangan, pakaian adat, atau pakaian unik dan lucu mirip karnaval 17 Agustus. Kegiatan diakhiri dengan melakukan lomba-lomba permainan dan botram (makan bersama) dengan menu liwet atau khas masing-masing daerah.
Bersepeda jarak jauh dalam rangka menyambut kemerdekaan juga banyak dilakukan para pegiat sepeda Tanah Air. Temanya ada yang tema biasa dengan rute antar daerha, propinsi,atau pulau, ada juga yang mengambil  jejak perjuangan, kemerdekan atau kepahlawanan. Sebelum pandemi dilakukan seorang  hingga beramai-ramai.Â
Selain atribut sepeda khususnya bernuansa merah putih juga membawa atribut bendera merah putih yang diikatkan pada sepedanya dan berkibar sepanjang perjalanan.
Selain itu, tak sedikit komunitas pesepeda melakukan bersepeda bersama ke trek-trek sepeda atau destinasi wisata. Di tempat finish mereka melakukan kegiatan penghormatan kepada Sang Saka bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan.Â
Diakhir kegiatan mereka makan-makan baik bekal sendiri atau di warung-warung makan setempat lalu kembali pulang atau berkemah di tempat tersebut, malamnya mereka melakukan kegiatan renungan dan do'a bersama.