Mohon tunggu...
Karel Koro
Karel Koro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Australian Qualification Framework" vs Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

15 Desember 2017   19:49 Diperbarui: 15 Desember 2017   20:34 2113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meneropong Kerangka Kualifikasi di Australia & Indonesia

Pendahuluan

Suasana siang cerah ditemani semilir sejuk angin sepoi-sepoi berhembus mengiring langkah kami memasuki area Springfield Central State High School, sejenis Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia. Bayangan di benak saya bahwa itu adalah kunjungan biasa di sebuah Sekolah SMK yang seringkali ditemui di Indonesia.Ternyata dugaan itu buyar seketika saat memasuki area depan sekolah ini. Walau isinya hanya anak-anak seusia SMU/SMK namun gedung bertingkat itu nampak kokoh berdiri di atas kontur tanah pegunungan berhawa sejuk pada lahan seluas kira-kira 4 ha. Decak kagum menyemangati langkah saya menyusuri ruang demi ruang di gedung ini. 

Hati kecil saya berkata, sepertinya gedung ini lebih tepat digunakan untuk sebuah perguruan tinggi bukan untuk sebuah bangunan SMK. Setelah diterima secara resmi oleh humas sekolah itu, kami diajak pertama memasuki berbagai laboratorium praktek para siswa SMK, dimulai dari tempat praktek tata boga yang nampak sangat canggih dan super lengkap, lalu kami diajak ke lokasi ruang praktek lainnya menyusuri areal kantin sekolah yang menyediakan berbagai varian makanan bagi para siswa dengan harga yang sangat terjangkau.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Lalu kami diajak menyusuri kelas demi kelas yang sedang dalam proses belajar mengajar hingga memasuki sebuah ruang dengan tulisan di depannya: "reading today, leader tomorrow",ya sudah dapat diduga, itu adalah sebuah perpustakaan.Tapi jangan salah karena itu bukan sekedar perpustakaan yang konvensional berisi buku-buku saja namun dilengkapi dengan berbagai media teknologi informasi yang dapat diakses seluruh siswa untuk mendapatkan berbagai referensi belajar mereka dan tentu saja sudah terhubung ke mesin printer yang dapat digunakan secara bebas dan bertanggungjawab. 

Saya bergegas mencobanya, namun sayang sekali dari sekian banyak bahasa yang tersedia, ternyata belum tersedia dalam layanan bahasa Indonesia. Saya iseng mencoba mengonfirmasinya pada petugas perpustakaan yang ada disana, jawabnya sangat sederhana: "kami memiliki banyak siswa mancanegara tapi belum memiliki siswa asal Indonesia", yah sebuah jawaban yang cukup masuk akal. Perasaan antusias menemani saya duduk di dalam sana menghabiskan waktu yang panjang dengan suasana yang begitu tenang, nyaman, ruangan sejuk dan harum didesain nampak modern berukuran luas dan terasa menyenangkan hingga membuat setiap orang betah duduk di dalam sana.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dari situ kami bergegas menuju ruang praktek kejuruan Bangunan dengan program pelatihan Furniture, lagi-lagi saya merasa kagum melihat siswa SMK yang begitu pandai menggunakan berbagai alat pertukangan canggih dengan terampil dibawah pengawasan langsung seorang guru wanita paruh baya yang begitu cekatan dan akrab dengan para siswanya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Pemandu sekolah mengajak kami mendatangi sebuah ruang lainnya yaitu ruang praktek otomotif, ruang praktek las listrik, ruang praktek seni tari yang terkesan mewah sekelas sebuah ruang besar pertunjukan opera, menyusuri ruang kelas teori mereka dan berakhir di sebuah area khusus kelas Internasional tempat belajar siswa asal Vietnam, China, Jepang, Brazil dan beberapa Negara lainnya.

Kehadiran kami disambut langsung oleh deputi sekolah bidang kelas internasional yang begitu ramah dan bersahabat. Kunjungan itu berakhir dan kamipun meninggalkan sekolah itu dengan penuh kekaguman, tentu tidak lupa berfoto di depan pintu gerbang sekolah bersama para guru dan staf humas yang telah begitu sabar menemani kunjungan kami.

A. AUSTRALIAN QUALIFICATION FRAMEWORK (AQF)

 Di Australia, ranah pendidikan dan pelatihan bernaung di bawah satu kementerian yang sama yaitu Department of Education and Training sehingga tidak terjadi tumpang tindih regulasi dan kebijakan dalam penanganan pendidikan dan keterampilan tenaga kerja. Vocational Education & Training (VET) system di Australia dikualifikasikan dalam sebuah sistem AQF, dimana kerangka kualifikasi ini tidak memisahkan pengakuan sertifikasi kompetenesi tenaga kerja. Berbeda dengan Indonesia, dimana ranah pendidikan bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan ranah pelatihan ketenagakerjaan di bawah naungan Kementerian Ketenagakerjaan. 

Dalam Sistem Vocational Education Training/VET, Kerangka Kualifikasi Kerja Australia terdiri atas 10 Level AQF yang dapat dijelaskan melalui contoh sebagai berikut : 1). Pengakuan kompetensi terkait kemampuan Deliver a service to customerLevel-1 dan Level-2 (Certified-I & Certified-II) kepada siswa-siswi SMK, dan pengakuan kompetensi yang sedikit lebih tinggi terkait Deliver and monitor a service to customersLevel-3 (Certified-III) bagi siswa lulusan dari lulusan SMK disana atau juga dikenal sebagai High School Certificate/HSC. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun