Habermas sungguh memberikan sebuah ulasan yang menarik tentang demokrasi deliberatif. Bagi Habermas sendiri, demokrasi deliberatif bersifat demokrasi yang membebaskan. Cita-cita Habermas ini benar-benar akan tercapai apabila di dalam sebuah terdapat komunikasi dan diskursus yang bermoral dan rasional. Akan tetapi hambatan dari demokrasi deliberatif yang dicetuskan habermas ini akan menjadi sebuah ide saja apabila bertemu dengan kelompok-kelompok fundamental. Kelompok-kelompok fundamentalis ini tidak hanya dibatasi atau tidak hanya mengacu pada kelompok-kelompok agamamis semata. Kelompok fundamentalis ini juga mengacu pada kelompok-kelompok anarkis yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan juga moral yang baik.
      Demokrasi deliberatif ini akan tercapai apabila pemimpin dan warga negara memiliki dimensi kognitif yang cukup mumpuni dan moral yang baik.  saya kira situasi saat-saat ini di Indonesia misalnya belum menggambarkan negara yang bersifat demokrasi  deliberatif. Walaupun Pemimpnin negara Indonesia saat ini sudah memiliki daya kognitif yang mumpuni dan moral yang cukup akan tetapi apabila tidak diimbangi dengan kognitif dan moral yang baik dari warga negara sendiri maka akan terciptanya sebuah kekacauan dan anarkisme. saya menganalogikan negara ini seperti sebuah kelas di mana terdapat ketua kelas yang memiliki aspek kognitif dan moral yang cukup baik yang berada di tengah-tengah anggota kelas yang memiliki moral dan kognitif yang rendah.  Segala kebijakan yang dibuat oleh ketua kelas akan tetap dipandang salah walaupun kebijakan ketua kelas tersebut bersifat rasional dan memiliki tujuan yang baik. Maka akan terjadi pemberontakan besar-besaran dari anggota kelas terhadap ketua kelas. Kabar baiknya adalah ketua kelas yang bermoral ini memiliki kuasa yakni sebagai ketua kelas. Tentu dengan kuasa ini ini, ia akan mampu membungkam suara-suara anggota kelas. sebagai ketua kelas yang baik ia akan berusaha terus menerus untuk menciptakan tatanan kelas yang adil damai dan nyaman. memang harus diakui cukup sulit dan membutuhkan proses yang Panjang.
pemimpin negara Indonesia saat ini semestinya memperhatikan pendidikan warga negara. Karena dengan pendidikan warga negara mampu bertindak secara rasional. dengan pendidikan warganegara mampu berkomunikasi secara rasional. Saat ini kita dipimpin oleh orang yang bermoral dan memiliki daya kognitif yang cukup. Lalu bagaimana dengan negara cara yang dipimpin oleh orang yang tidak bermoral sama sekali dan tidak memiliki kualitas kognitif yang cukup? Tentu akan terjadi kekacauan. walaupun salah satu warga warga negara memiliki daya kognitif yang cukup dan moral yang baik tentu akan sangat sulit untuk mengubah setiap warga negara dan mengubah negaranya menjadi negara yang memiliki yang bermoral Tapi bagi saya di inilah pentingnya kerja sama antarnegara. Negara-negara yang memiliki pemimpin bermoral dan daya kognitif yang cukup bisa memberikan sosialisasi yang cukup kepada negara lain yang terbelakang secara moral.
Jadi sangat penting bahwa dunia ini perlu dipenuhi oleh manusia yang bermoral  berkognititf. Satu-satunya cara adalah dengan memajukan Pendidikan setiap negara. Lebih baiknya lagi pengetahuan yang didapat dari pendidikan bukan hanya menjadi sebuah teori belaka akan tetapi perlu dihayati dalam kehidupan sehingga teori yang dihayati dalam kehidupan manusia benar-benar menciptakan manusia yang bermoral. Sehingga cita-cita negara habermas yakni demokrasi diliberatif benar-benar tercapai dan menjadi sebuah ciri-ciri negara cara yang berkomunikatif rasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H