Mohon tunggu...
tiara kardiyanti
tiara kardiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merupakan mahasiswi dengan prgram studi ilmu komunikasi.

Saat ini, saya sedang menempuh pendidikan di UPN Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis Komunikasi Interpersonal dalam Film Inside Out

12 Desember 2023   13:07 Diperbarui: 12 Desember 2023   13:12 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pendahuluan & Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial. Dengan posisi atau pangkat apapun, manusia tetap membutuhkan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, manusia tidak bisa hidup sendirian dan akan bergantung satu sama lain. Dengan demikian, manusia tentu perlu melakukan interaksi dengan manusia lain. Interaksi yang terjadi dapat berupa komunikasi verbal maupun non verbal. Komunikasi menjadi jembatan utama yang menghubungkan individu satu dengan yang lain, dan di antara bentuk komunikasi yang paling esensial adalah komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan antara dua individu atau lebih yang biasanya tidak terikat oleh aturan (non formal). Komunikasi interpersonal mencakup segala aspek dari pertukaran kata-kata hingga bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Selain berfungsi sebagai sarana menyampaikan informasi, komunikasi interpersonal juga memiliki peran penting dalam membangun hubungan, menciptakan pemahaman, dan membentuk ikatan emosional. Namun, tidak jarang hubungan interpersonal menghadapi tantangan, seperti konflik, yang dapat muncul akibat kurangnya komunikasi efektif antar individu.
Konflik yang terjadi dapat mempengaruhi baik buruknya hubungan yang terjalin. Maka dari itu, diperlukan penanganan konflik yang efektif  jika terjadi konflik dalam sebuah hubungan agar tidak mengakibatkan perpecahan. Selain komunikasi yang baik, pentingnya sikap saling pengertian, menghargai, dan memahami satu sama lain dalam menjaga hubungan tidak bisa diabaikan. Empati, yaitu kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, menjadi kunci penting dalam menjaga keberlangsungan hubungan.
Praktik empati perlu dilakukan dalam suatu hubungan guna menjaga keberlangsungan hubungan antar individu. Keberlangsungan suatu hubungan tidak dipengaruhi oleh frekuensi komunikasi, melainkan bagaimana komunikasi tersebut berlangsung. Maka, empati menjadi faktor penting yang perlu diterapkan dalam menjaga keberlangsungan suatu hubungan.
 
Berikut merupakan teori - teori yang berhubungan dalam film Inside out terkait Komunikasi Interpersonal
1. Teori Komunikasi Interpersonal
Joseph DeVito (1989) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau kelompok kecil dengan feedback disaat yang bersamaan. Komunikasi interpersonal menjadi cara komunikasi yang paling efektif dalam mengubah pendapat, sikap atau perilaku komunikan melalui feedback yang diberikan. Komunikasi interpersonal sangat berkaitan dengan keterlibatan emosi (pesan non-verbal) untuk menyampaikan feedback berupa perasaan, kebutuhan maupun respons emosional komunikan.
Pada film Inside Out, komunikasi interpersonal terlihat pada interaksi antara Riley dengan orang tuanya. Komunikasi interpersonal memainkan peran penting dalam membentuk pengalaman emosional anak dan juga mempengaruhi perkembangan emosional anak. Dalam film, Riley merasa kesulitan untuk bersikap terbuka dengan keluarganya hingga menyebabkan kesalahpahaman hingga konflik akibat perbedaan persepsi dan pemahaman di antara kedua pihak. Akibat dari kurangnya komunikasi interpersonal antara Riley dengan orang tuanya, menyebabkan ia juga kesulitan mengenali dirinya sendiri maupun dalam berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, penting untuk menjaga komunikasi interpersonal yang baik dengan keluarga karena akan membentuk dasar keterampilan anak dalam berkomunikasi juga menciptakan pondasi awal dalam membangun hubungan yang positif dan sehat dengan orang lain di kehidupan sehari-hari.
2. Teori Emosionalitas
Teori Emosionalitas mempelajari bagaimana emosi memainkan peran penting dalam pembentukan identitas sosial dari proses komunikasi. George Herbert memandang emosi sebagai produk interaksi sosial yang muncul akibat adanya interpretasi simbol-simbol sosial. Emosionalitas dalam konteks sosiologi komunikasi mempelajari bagaimana ekspresi emosi dalam proses komunikasi dapat mempengaruhi persepsi sosial dan interaksi interpersonal. Dalam komunikasi, penting untuk menjaga antara keseimbangan empati dan pengertian terhadap perasaan orang lain supaya dapat membangun hubungan yang sehat.
Sedangkan emosionalitas atau emosi dapat dirasakan oleh tokoh Riley pada film ini melalui proses interaksi dan komunikasi. Dalam beberapa scene juga menampilkan berbagai emosi yang tokoh Riley punyai, dan bisa disadari bahwasanya emosi seringkali mengambil alih pikiran serta tindakan. Dengan mempelajari emosi juga menjadikan tokoh Riley dapat merespon serta mengendalikan hal - hal yang dapat dikendalikan.
3. Teori Konsep Diri
Teori Konsep Diri merupakan gambaran diri yang dimiliki oleh seseorang tentang dirinya (Hurlock,1993). Dilanjutkan oleh (Burn,1993) konsep diri merupakan gambaran yang bersifat individu dan sangat pribadi, dinamis dan evaluatif dan merupakan bagian penting yang menjadi refleksi yang dipandang, dirasakan dan dialami oleh individu mengenai dirinya sendiri dan diperoleh dari informasi yang diberikan orang lain kepada kita.
Konsep diri juga dapat diartikan sebagai pandangan dan perasaan seseorang tentang diri sendiri. Hal ini kemudian turut mempengaruhi komunikasi yang dilakukan, termasuk komunikasi interpersonal yang menerapkan empati di dalamnya. Dalam film ini diperlihatkan bagaimana Riley telah mempersepsi dirinya sebagai seseorang yang ceria dan tidak pernah bersedih. Konsep diri yang terbangun ini membuatnya mewujudkan permintaan ibunya untuk selalu tersenyum demi ayah. Dengan demikian, film inside out menegaskan bahwa konsep diri seseorang tidak hanya merupakan hasil dari pengalaman pribadi, namun juga terbentuk melalui interaksi dengan lingkungan, khususnya melalui interaksi dengan keluarga.
 
B. Analisis
1. Empati dalam Interaksi Emosional
Empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Maka dari hal tersebut empati erat sekali hubungannya dengan sisi emosional seseorang. Dengan adanya rasa empati, rasa emosional seseorang juga akan menjadi lebih tinggi. Di dalam kehidupan sehari-hari, empati diperlukan untuk menjalin hubungan yang baik antar sesama. Orang yang memiliki empati yang besar cenderung akan lebih peka terhadap hal-hal yang terjadi maupun situasi di lingkungannya sehingga ia memiliki hubungan yang baik dengan sekitarnya.
Dalam film "Inside Out", terdapat situasi yang mencerminkan rasa empati, seperti scene ketika Riley merasa sedih karena sang ayah harus pergi ke kantor. Riley mencoba mengajak Ibunya membeli pizza, tetapi kekecewaan muncul karena pizza tersebut memiliki topping brokoli yang tidak disukai Riley. Dalam momen ini, Ibu Riley menunjukkan empati dengan tindakan non-verbal, seperti merangkul Riley, memandang matanya, dan bertanya tentang liburan yang lalu. Melalui perhatian dan empati ini, Ibunya berhasil membuat Riley merasa lebih baik dan terdukung.
 
2. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence) adalah kemampuan individu dalam memahami dan mengelola emosi, termasuk emosi diri sendiri dan orang lain, dengan tujuan meningkatkan kesehatan mental dan fisik. Hal ini berkaitan erat dengan rasa empati seseorang. Menurut Daniel Goleman, kecerdasan emosional melibatkan lima indikator utama; Self Awareness (kesadaran diri) kemampuan untuk mengenali emosi pribadi; Self Regulation (pengaturan diri) kemampuan untuk mengatur dan mengelola emosi pribadi; Self motivation (motivasi diri) kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dalam melakukan atau mencapai sesuatu; Empathy (empati) yaitu kemampuan mengenali dan memahami emosi orang lain dengan perspektif yang beragam; Social skills (keterampilan sosial) kemampuan untuk membangun hubungan sosial yang baik dan positif dengan orang lain.
Dalam film "Inside Out," kecerdasan emosional seseorang tercermin dalam berbagai adegan, salah satunya ketika terjadi konflik antara orang tua Riley. Saat barang pindahan terlambat dan Ibu menyalahkan Ayah, terjadi adu argumen di antara keduanya. Gestur marah pada wajah dan gerakan Ibu mencerminkan emosi yang tinggi. Melihat situasi ini, Riley dengan cepat merespons. Riley mengambil tongkat hoki dan mengajak orang tuanya bermain untuk meredakan amarah dan menghentikan konflik. Tindakan ini menunjukkan bahwa Riley memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Dengan kemampuan Self Regulation, Riley mampu mengelola emosinya sendiri, tidak ikut terlibat dalam konflik tersebut, dan menggunakan keterampilan sosialnya untuk menciptakan suasana yang positif.
Dalam konteks ilmiah, adegan ini mencerminkan pentingnya kesadaran diri (Self Awareness) dan kemampuan mengelola emosi (Self Regulation) dalam situasi konflik. Kecerdasan emosional Riley memungkinkannya menjadi agen perubahan dalam dinamika keluarga, menunjukkan bahwa pemahaman emosional dapat membentuk interaksi sosial yang sehat.
3. Pengelolaan Konflik dan Komunikasi Orang Tua-Anak
Pengelolaan konflik merupakan tindakan konstruktif dengan tujuan mengidentifikasi, memahami, dan menangani konflik agar dampak negatifnya dapat dikurangi. Keterkaitan antara pengelolaan konflik dan komunikasi efektif sangat penting, terutama dalam hubungan orang tua-anak yang seringkali mengalami konflik akibat perbedaan pendapat dan ketegangan emosional. Pemahaman psikologi komunikasi menjadi kunci dalam mengelola konflik, di mana keterampilan mendengarkan, ekspresi emosi yang sehat, penyelesaian masalah bersama, dan komunikasi terbuka menjadi elemen utama.
Dalam film Inside Out, terdapat beberapa konflik antara Riley dan Orang tuanya. salah satunya adalah ketika Riley enggan membagikan pengalaman hari pertamanya di sekolah baru kepada ibunya. Ibu Riley mencoba untuk mendekati Riley, namun Riley menanggapinya dengan nada tinggi sehingga membuat situasi semakin tegang. Ayah Riley yang tidak suka dengan responnya, menegur Riley, yang kemudian merespon dengan kemarahan. Konflik ini dipicu oleh kurangnya keterbukaan dan ruang bagi ekspresi emosi, mencerminkan pentingnya komunikasi yang terbuka dalam hubungan orang tua-anak. Namun, resolusi cepat terjadi ketika Ayah menyadari kesalahannya, meminta maaf, dan memberikan Riley waktu untuk sendiri. Dengan kata lain, komunikasi yang efektif adalah kunci untuk mengelola konflik dalam konteks keluarga.
4. Representasi Emosi dalam Bahasa Visual
Keterkaitan antara representasi emosi dalam Inside Out dengan komunikasi interpersonal sangat menonjol. Film ini secara khusus menyoroti peran bahasa nonverbal dalam interaksi antar karakter. Ekspresi wajah, penggunaan warna yang merepresentasikan emosi tertentu, dan bahasa tubuh menjadi elemen-elemen penting yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami perasaan tanpa kata-kata.
Contohnya, pada scene Riley memperkenalkan diri di sekolah baru. Awalnya, Riley yang bercerita dengan ceria tiba-tiba menangis saat memperkenalkan diri di depan teman-teman baru. Riley menangis karena mengingat kenangan di Minnesota. Meskipun guru di kelas mengungkapkan rasa simpatinya, Riley hanya bisa mengangguk dan tidak langsung menceritakan perasaannya. Hal  tersebut mencerminkan bahwa dalam konteks komunikasi interpersonal, orang mungkin tidak selalu merasa nyaman untuk berbagi perasaan mereka, terutama dengan orang yang tidak begitu dekat. Perubahan emosi Riley dan respons teman-temannya menunjukkan kompleksitas dalam menyampaikan dan memahami perasaan, bahkan dalam situasi sehari-hari di sekolah.
 
5. Pemahaman Diri dan Interaksi Sosial
Film "Inside Out" menyoroti keterkaitan erat antara pemahaman diri dan kemampuan berkomunikasi dalam konteks sistem komunikasi interpersonal. Film ini menegaskan bahwa pemahaman diri berperan penting dalam kemampuan seseorang berinteraksi secara efektif dengan orang lain. individu yang memiliki pemahaman diri yang baik cenderung lebih terampil dalam menyampaikan pesan mereka dengan jelas dan mengelola hubungan interpersonal.
Proses eksplorasi karakter Riley juga menciptakan representasi visual yang kuat tentang bagaimana pemahaman diri dapat membentuk dinamika hubungan sosial. Riley yang tidak begitu paham dengan konsep pemahaman dirinya sendiri mempengaruhi interaksi sosialnya dengan keluarganya. Dengan demikian, film Inside Out menggarisbawahi bahwa kesadaran diri bukan hanya merupakan elemen penting dalam pengembangan karakter individu, tetapi juga merupakan fondasi untuk kemampuan berkomunikasi interpersonal yang lebih baik.
 
6. Pembelajaran Empati melalui Perwakilan Emosi
Dalam film ini, empati yang bisa diambil ketika Bing Bong teman imajinasi Riley kehilangan roket yang dulu sering dimainkan bersama riley kehilangan roket tersebut cukup membuat Bing Bong bersedih. dengan inisiatif Joy mencoba menghibur Bing Bong akan tetapi Bing Bong tetap menangis. Berbeda dengan Joy, Sadness justru memberikan reaksi yang berbeda. Sadness ikut duduk disebelah Bing Bong dan mencoba mendengarkan apa yang diluapkan oleh Bing Bong. Bukan hanya mendengarkan, Sadness justru ikut merasakan kesedihan bingbong dan kehilangannya. setelah itu, Bing Bong merasa lebih lega dan lebih tenang. dengan contoh adegan tersebut, hal itu membuktikan bahwa dengan menjadi lebih empati, kita bisa membangun komunikasi yang lebih baik, dengan lebih memahami dan peduli terhadap perasaan orang lain.
 
 
C. Kesimpulan
Setelah menganalisis data berupa rangkaian scene dalam film Inside Out, peneliti menarik kesimpulan terkait representasi komunikasi interpersonal dalam film, yaitu ditemukannya unsur penting dalam komunikasi interpersonal berupa praktik empati. Film ini memberikan gambaran yang mendalam tentang bagaimana emosi, empati, dan kecerdasan emosional membentuk dasar komunikasi yang efektif antar individu. Praktik empati menjadi suatu aspek kunci yang tercermin dalam interaksi antar karakter, khususnya tokoh utama, Riley, dengan lingkungannya. Dalam konteks film ini, praktik empati tercermin dalam bagaimana tokoh-tokoh, termasuk karakter emosi dalam pikiran Riley, mampu memahami dan merasakan perasaan satu sama lain. Kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi orang lain menjadi landasan penting dalam menjalin hubungan interpersonal yang sehat. Scene-scene tertentu menunjukkan bagaimana tokoh-tokoh emosi bekerja sama untuk menciptakan pemahaman dan dukungan emosional terhadap Riley dalam berbagai situasi kehidupan.
Praktik empati ini juga tercermin dalam interaksi antara Riley dengan orang tuanya. Meskipun terdapat hambatan dan kesalahpahaman, kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan satu sama lain membantu dalam mengatasi konflik dan memperkuat hubungan interpersonal. Film ini memberikan pesan bahwa empati bukan hanya sebatas pemahaman intelektual, tetapi juga melibatkan perasaan dan dukungan emosional yang mendalam serta menegaskan pentingnya empati dalam membentuk hubungan yang bermakna dan mendukung dalam kehidupan sehari-hari demi menuju hubungan yang lebih bermakna dan harmonis.
 
 
D. Podcast
https://youtu.be/Xil3m2xuc4E?feature=shared

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun