Coba kita renungkan dari mana para pemimpin atau para pejabat di neagar kita berasal? Apapun jabatan mereka, baik sebagai Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur, bahkan hingga seorang Presiden, asal mereka semua adalah rakyat seperti kita.
Jadi intinya korupsi itu bersumber dari kita sendiri sebagai rakyat. Baik karena memberi kesempatan atau setidaknya membiasakan.
Stop Suap
Salah satu hal yang membuat kejahatan korupsi semakin menjadi adalah karena kebiasaan masyarakat yang senang memberi suap, dengan alasan ucapan terimakasih hingga agar urusannya di permudah. Dampaknya tentu saja pelayanan publik menjadi memburuk karena niat ikhlas melayani dapat berubah ke arah ingin menghasilkan materi, bahkan lebih dari itu memicu timbulnya hawa nafsu manusia yang selalu menuntut dirinya untuk serakah.
Akibatnya tak jarang ada oknum pelayanan publik yang menuntut bayaran dari masyarakat atas pekerjaan yang sudah semsestinya ia lakukan sebagai bagian dari kewajibannya yang telah dijamin di bayar, baik oleh suatu instansi bahkan negara.
Tak jarang pula, ada oknum yang merasa sudah sangat berjasa sehingga meminta uang lelah kepada masyarakat atas kewajiban pekerjaannya itu. Lantas jika sudah seperti ini siapakh yang mesti kita salahkan ?
Berhentimenyalahkan siapapun, sudah saatnya kita kembali ke jalan yang benar, dengan berpegang teguh pada ajaran Qur'an dan Hadits.
Dari 'Abdullah bin 'Amr Radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
.
'Laknat Allah atas orang yang menyuap dan menerima suap.'
Dari Abu Hamid as-Sa'idi Radhiyallahu a'nhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: