Mohon tunggu...
Dede Tatang
Dede Tatang Mohon Tunggu... Guru - Putra Kamal, Larangan Brebes

Tulisan Anak Desa Untuk Negeri Tercinta Me Visit us : www.duniaelektronik.net , www.inspirasi-dttg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Polemik Petani Bawang Merah

12 Desember 2017   21:35 Diperbarui: 13 Desember 2017   01:03 1888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penomena harga murah ini sangat mengganggu ketentraman hati dan fikiran para petani. Bahkan tak jarang selain harus memikirkan nasib buruk mereka terkait hasil tanaman bawangnya yang merugi, merekapun harus dipusingkan untuk dapat mengembalikan modal yang mereka pinjam untuk mengurus tanaman  bawang mereka selama ini.

Beberapa ibu-ibupun mengungkapkan kekesalan mereka pada presiden Joko Widodo. Mereka hanya bisa menggerutu dengan sesamanya, karena mereka sangat berharap besar pada presiden yang mereka pilih karena kelihatannya merakyat tersebut.

Kekecewaan mereka semakin menjadi jika mereka ingat presiden dengan panggilan akrab Jokowi tersebut, dulu pernah berkunjung langsung ke Kecamatan Larangan Brebes, bahkan berdiskusi langsung dengan beberapa petani di kebunnya. Menurut mereka dari hasil pertemuan tersebut,seharusnya presiden Jokowi lebih bisa mengerti petani bawang merah dibanding presiden-presiden sebelumnya.

Mereka berharap presiden segera mengakhiri penderitaan mereka, dengan meningkatkan harga bawang merah. Menurut mereka harga bawang merah saat ini sangat tidak manusiawi.

"Mending kita tidak usah berkebun bawang merah lagi jika harganya serendah ini, suruh mereka (Pemerintah,pen) menanam sendiri bawang merah untuk memenuhi kebutuhan negeri ini, supaya mereka tahu bagaimana cape dan susahnya mengurus bawang merah itu," ujar salah seorang ibu-ibu.

(DETATANG Sang Anak Bawang)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun