Mohon tunggu...
Dede Tatang
Dede Tatang Mohon Tunggu... Guru - Putra Kamal, Larangan Brebes

Tulisan Anak Desa Untuk Negeri Tercinta Me Visit us : www.duniaelektronik.net , www.inspirasi-dttg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahagia Itu Pilihan Bukan Warisan

19 November 2017   10:11 Diperbarui: 19 November 2017   10:14 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gb.www.inspirasidttg.com

Bahagia adalah tujuan utama semua manusia, bahkan hal itupun tergambar betul dalam Do'a Sapu Jagad. Apapun yang dilakukan manusia hakikatnya adalah untuk meraih kebahagiaan, hingga tak jarang berbagai cara dilakukan hingga tak peduli salah atau benar, baik atau buruk  semua pilihan itu tetap dilakukan demi sebuah kata kebahagiaan.

Salahnya persepsi manusia menggambarkan kunci kebahagiaan membuat jalan yang ditempuhpun jadi salah pula. Seseorang yang menggambarkan kebahagiaan dengan tumpukan harta benda semata, akhirnya rela melakukan segala cara untuk dapat menumpuk harta itu sebanyak-banyaknya. Begitupun orang yang menganggap kebahagiaan itu bersumber dari jabatan dan wanita ia akan melakukan berbagai cara untuk bisa meraih jalan kebahagiaan yang ia pikirkan tersebut.

Tuntunan Do'a Sapu Jagad setidaknya telah mampu mengajarkan arti kebahagiaan yang sesungguhnya, yaitu bahwa kebahagiaan yang kita inginkan harus diraih dengan jalan yang baik agar kita bisa selalu bahagia Dunia dan Akhirat. Kebahagiaan yang terfokus hanya pada satu alam baik Dunia atau Akhirat saja maka tak jarang akhirnya mengorbankan saah satu kebahagiaan di alam yang satunya.

Mungkin akan lebih baik jika seseorang fokus akan kebahagiaan Akhiratnya saja, daripada orang yang hanya memikirkan kebahagiaan Dunianya. Hal ini dikarenakan hati akan senantiasa damai, dan jalan hidupun akan selalu ditempuh dengan cara-cara yang baik, hingga akhirnya kebahagiaan Duniapun  akan ikut diraih karenanya.

Namun demikian, kehidupan Akhirat yang belum terlihat mata membuat banyak orang akhirnya tidak terlalu memikirkan  alam tersebut. Dunia yang sedang dihunipun akhirnya membuatnya hanya terfokus untuk kebahagiaan dialam tersebut, akibatnya adalah ia takan memperhitungkan lagi halal haram, syurga atau neraka. Salah satu dampaknya adalah semakin bermunculanlah para penjahat seperti para koruptor itu.

Syukur Adalah Kunci Kebahagiaan

Lawan Syukur adalah Kufur, itulah senjata utama syaitan membuat resah hati manusia hingga akhirnya ia tak mampu lagi mensyukuri berbagai nikmat Tuhan sebagai sumber kebahagiaan.

Kufur telah mampu menjadikan banyak manusia terus diliputi perasaan kekurangan, hingga akhirnya ia membandingkan berbagai kekurangan yang dirasakannya dengan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Dampaknya adalah perasaan hati yang selalu sempit, angan-angan panjang dan keresahan batin.

Kebenaran ajaran Agama yang mengajarkan bahwa Nikmat Allah akan ditambah jika kita bersyukur dan justru akan berkurang jika kita kufur harus selalu kita jadikan cukup bekal. Coba kita renungkan jika kita pandai bersyukur, selain hati tentram dan pikiran tenang tentu inipun akan berdampak pada produktifitas kerja kita.

Dengan syukur hati dan pikiran kita akan senantiasa jernih, hingga akhirnya akan selalu dipermudah dalam segala urusan kita, satu diantaranya dalam hal bekerja dan berkarya.

Sebaliknya dengan kufur hati akan senantiasa sempit, pikiran akan selalu buntu menutupi karya dan produktifitas terbaik. Bahkan lebih dari itu kufur akan mudah menyerang tubuh kita, menjadikannya penyakit lahir maupun batin. Dampaknya adalah harta yang sudah adapun akhirnya bukan justru bertambah namun justru akhirnya berkurang karena harus digunakan untuk membeli obat resep dokter, atau sekedar foya-foya dengan alasan refreshing menghilangkan penatnya pikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun