Pohon Tersebut Sering dijadikan Pusat Acara Adat
Hal unik lain dari pohon tersebut adalah tempat berdirinya pohon tersebut dinamakan oleh masyarakat sekitar dengan nama Hulu Dayeh, dimana kedua kata tersebut berasal dari bahasa sunda yang memiliki arti Kepala Desa (Hulu: Kepala , Dayeh: Desa/Wilayah).
Sewaktu saya kecil dibawah pohon tersebut sering ditemukan beberapa tengkorak manusia dan juga banyak kuburan yang masih terbentuk. Kuburan-kuburan tersebut tidak diketahui milik siapa, atau  keturunan keluarga siapa, hanya ada satu kuburan yang diketahui dengan jelas identitasnya yaitu kuburan yang memiliki gubuk. Kuburan yang selalu tertutup tersebut diketahui milik sesepuh desa yang sudah lama meninggal, dan beberpa orang percaya pernah meilhat beliau ditempat yang berbeda meski diketahui sudah meninggal dunia. Hanya Allah yang tahu benar tidaknya cerita tersebut.
Hampir sebagian besar masyarakat Desa Kamal adalah petani, disetiap acara adat seperti acara sedekah bumi, atau Ruwatan misalnya selalu diselenggarakan di tempat ini.
Bagi anda yang penasaran dengan pohon ini monggo datang sendiri, selain ukurannya sangat besar dibawah pohon tersebut udaranya sangat sejuk, bahkan saat saya masih anak-anak suka bermain bergelantungan di akar-akar pohon tersebut.
Semoga tulisan singkat ini bisa ikut andil dalam memperkenalkan kekayaan lokal Desa pada masyarakat Luas.
Bagi yang ingin melihat penampakan pohon tersebut secara utuh bisa melihat pada video yang diunggah oleh akun Redy Wiguna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H