Mohon tunggu...
Dede Tatang
Dede Tatang Mohon Tunggu... Guru - Putra Kamal, Larangan Brebes

Tulisan Anak Desa Untuk Negeri Tercinta Me Visit us : www.duniaelektronik.net , www.inspirasi-dttg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelajaran dari Bawang Merah

23 September 2017   10:52 Diperbarui: 23 September 2017   11:43 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bawang bagi masyarakat Brebes merupakan suatu tanaman yang sangat berharga, pasalnya hampir sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah dengan bertani bawang merah. Bawang merah telah banyak menjadikan para orangtua mampu membiayai sekolah anak-anaknya hingga perguruan tinggi, membiayai pernikahan mereka, bahkan membuatkan mereka tempat tinggal.

Namun demikian mengurus bawang merah bukanlah suatu perkara yang mudah, ditengah tingginya harga pestisida dan pupuk tak jarang masyarakat petani bawang justru dihadapkan pada anjloknya harga hingga akhirnya kerja keras mereka menjadi sia-sia bahkan kehilangan modal.

Selain dilema pada harga , beberapa hama juga sangat membuat resah. Satu diantaranya adalah hama karpak yang hanya dalam hitungan hari bisa membuat tanaman bawang petani ludes semua.

Coba kita ngaji rasa jika kita menjadi petani bawang merah.

Terkadang bawang kita bagus , lebat dan buahnya besar , betapa senangnya kita saat itu, terlebih lagi jika harganya pun mahal.

Namun tak jarang kita juga alami bawang yang gagal panen, terkena hama sebagian atau bahkan seluruhnya.

Kita yang menanam dan mengurusnya dengan sepenuh perhatian dan tenaga saat itu tentu akan sangat kecewa jika ada bawang kita yang rusak.

Mengingat hal itu sayapun jadi ingat diri kita sendiri sebagai manusia, Ketika Allah sejak kita dalam kandungan dan setelah kita hidup di alam dunia selalu mengurus dan mencukupi semua kebutuhan kita namun, kemudian kita tumbuh dengan tidak baik, bahkan merugikan generasi Islam karena tingkah kita yang kemudian mempengaruhi yang lain dan ditiru yang lain, tentu Allah pun akan kecewa dengan kita.

Sahabat soudaraku Fillah, jika ada bawang yang terkena hama , terkadang para petani mencabutnya agar hama yang melekat pada bawang tersebut tidak menular kepada bawang yang lain, lalu jika Allah melakukan itu kepada kita, sanggupkah kita menahan pedihnya siksa kubur dan proses panjang lain menuju keabadian neraka ? Karena itulah tempat bagi para pendosa seperti kita jika tak jua segera bertobat dan memperbaiki diri.

Semoga itu tidak terjadi pada kita, karena kita adalah makhluk-Nya yang paling sempurna yang akan menggunakan akal dan ilmu kita untuk segera bertobat dan melawan dengan tegas setan-setan yang selalu mengajak kita berbuat hal yang akan mengantarkan ke jalan neraka.

Sahabat soudaraku Fillah, jika bawang sudah berumur lebih dari 50 hari akan selalu ada juragan/bakul atau bahkan pemiliknya untuk terus mondar-mandir melihat bawangnya, itulah tandanya bawang akan segera dipanen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun